Total Tayangan Halaman

Jumat, 30 Desember 2011

Selamat Jalan 2011


Sebenarnya aku sangat bingung untuk memulai tulisan ini dari mana. Disatu sisi inspirasiku akan sebuah ide tulisan sedang mengalami pemandegan, pemberhentian paksa gagasan lewat darah atau apalah namanya itu yang aku tidak mengerti. Namun lewat kacamata lain aku ingin sekali mendedikasikan sebuah karya sederhana untuk hari-hari yang telah menemaniku selama setahun ini. Entah apa yang terjadi, seperti berada didua persimpangan arah jalan yang sama-sama curamnya.

Aku sangat sadar bahwa memaksakan kehendak itu sangat tidak baik, namun satu pertanyaan berkecamuk dalam hati muncul. Apakah pemaksaan kehendak untuk hal yang positif itu salah ?. biar biarlah, aku tak ingin terus beradu kuat dengan kemauan dua otakku. Dan aku yakin tuhan pun tidak tuli dan buta akan hal ini.

Sementara tinggal menghitung jam tahun 2011 akan segera berakhir, pertanda akan segera memasuki tahun baru yaitu tahun 2012. selama tahun 2011 aku banyak sekali menemui dan berhadapan dengan liku kehidupan, cinta, kemanusiaan, antara hak  dan batil, dan segala tentang bumbu dan tantangan kehidupan. Sulit untuk menggambarkan semuanya, sulit untuk membahasakan pikirku selama 2011, sulit untuk menerka hasrat memori di 2011.

Jika aku menjuluki tahun 2011, maka aku akan menyebut bahwa di tahun 2011 ini adalah tahun relasi. Mengapa demikian, ditahun ini aku banyak sekali bertemu teman baru dari berbagai kalangan baik atas maupun bawah, baik kalangan priyayi ataupun kalangan marginal, yang pasti semua memberi efek positif untuk kemajuan hidupku.
Kebahagian mendapat teman baru itu yang menjadi sesuatu yang tak bisa diungkapkan. Semuanya hanya bermodalkan keberanianku untuk terbuka bersilaturahmi dengan siapapun. Karena aku yakin silaturahmi merupakan perbuatan baik dan sangat disukai oleh sang kuasa.

Meskipun begitu tetap saja setelah aku coba flash back akan apa yang telah aku lakukan selama 2011, jiwa ini merasa kecewa. Masih banyak melakukan keteledoran, kemalasan akan hidup, kurangnya totalitas, dan tentang kelemahan sifat seyogyanya memang ada pada setiap insan dunia. Masih banyak melakukan tuntutan tanpa dibarengi aksi nyata untuk memecahkan permasalahan yang ada. Selalu terbawa kegamangan yang dilandasi pada sebuah sikap ragu, sikap hati-hati. Ya begitulah hidup, setiap lalu lintas fenomena yang harus dijalani. Satu hal, belajar nilai akan pertanggung jawaban untuk tidak lari dari semuanya.

Berkeluh bukanlah sebuah solusi, pilihan terbaik adalah berpacu terus dengan semangat membara. Menjadikan semuanya sebagai bahan pembelajaran dan bahan evaluasi diri. Menciptakan suasana check and balances dari dan diri sendiri. Itu anggapan yang aku rasa paten, mengapa demikian, menjadikan diri sebagai pengawas diri sendiri. Mungkin ada satu sekat yang bisa mengintervensi, yaitu hawa akan nafsu. Namun perlu kita sadari juga bahwa kita bukan malaikat atau setan, jadi so far so good. Menjadi tempatnya salah dan benar mungkin sampai mati nanti.  Meskipun kita gamang akan kebenaran dan kesalahan macam apa yang harus di anut.

Apa yang harus dilakukan sekarang tidaklah terus berpolemik dengan apa yang sudah terjadi di hari-hari selama satu tahun kemarin. Saat ini, detik ini haruslah kita mempunyai suatu konsep dan rancangan untuk menghadapi dan menjalani kehidupan di tahun 2012. kedepan persaingan hidup semakin ketat, ancaman akan aspek vital kehidupan terus didengungkan pemerintah, harga beras akan naik, premium bersubsidi akan dihapuskan. Bukankah dua aspek itu yang bersentuhan langsung dengan masyarakat termasuk kita ini. Apakah kita akan membiarkan diri tergilas zaman ? tentu jangan pernah membiarkannya.

Ataukah kita hanya akan mengikuti kehidupan 2012 begitu saja, seperti air mengalir. Terbawa arus tidak bisa berenang terancam dan akan tenggelamlah. Jika mengutip salah satu take line partai politik, penerapan restorasi hidup juga nampaknya merupakan suatu keharusan jika kita masih ingin survive. Selain penerapan itu semua, selayaknya juga kita mulai menanamkan nilai-nilai hakikat kehidupan dasar yang baik, seperti jujur, bertanggung jawab, berlaku adil, toleran, tenggang rasa mawas diri dan lainnya. Semata hal tersebut untuk membentuk kepribadian diri yang tangguh. Terlebih menyeimbangkan antara kecerdasan otak, kecerdasan emosi dan spiritual.

Memang dari hati yang paling dalam sangat berat untuk melepas tahun 2011, begitu berkesan dengan apa yang terjadi. Namun itu biarkan menjadi kenangan, sekarang
Satu keoptimisan telah digenggam untuk menaklukan tahun 2012. entah apa yang terjadi di tahun 2012 nanti. Kiamatkah ? kejadian apakah ? revolusi rezim ? atau apakah itu. Pada intinya alur hidup harus terus dilanjutkan. Keep rock in
Selamat Jalan 2011.
Bukan aku yang meninggalkanmu, tapi kau yang telah memilih jalanmu sendiri.

Minggu, 25 Desember 2011

Ternyata…!!! Ada Ini Diawal 2011 (Aku Bersama Kawan IPA 2010).

Mendekati awal tahun 2012 mengingatkanku pada awal tahun 2011 lalu.

Awal 2011 ada apa ?

Pertanyaan yang sangat sederhana namun rasanya dalam situasi pemandegan inspirasi seperti ini rada sulit untuk membahasakan pikir menjadi kata membangun kalimat dan hingga menadi sebuah paragraph.

Sekilas aku coba merekam apa yang terjadi selama 2011 ini melalui pengingatan yang rada buram. Berawal saat tanggal 31 Desember 2010 saat itu sangat ku ingat hari jum’at. Dimana setiap hari jum’at sore selesai mencari ilmu aku bergegas pulang ke rumah tercinta di Cibarusah setelah dari hari senin menunaikan rutinitas sebagai “kaum terpelajar”. Sebelum tanggal 31 itu aku sudah menjalin sebuah janji bersama rekanan semasa SMA dulu bahwa pas waktu malam tahun baruan akan mengadakan kegiatan silaturahmi dan  ramah tamah. Namun apa yang terjadi dengan hari jum’at 31 Desember 2010 ?. Jadwal pelajaran yang biasanya selesai jam 3 sore namun melebihi target yang cukup jauh. Dikarenakan yang seharusnya melakukan dua kali presentasi kelompok, tetapi saat itu dilakukan empat kali presentasi.

Kala itu aku lihat raut muka wajah kawan seperjuangan sudah nampak gelisah. Terlihat sudah tak focus dengan apa yang di presentasikan. Semuanya membolak-balikan mata melihat jam yang terus berdetak. Waktu menunjukan pukul tiga lewat, semua semakin gelisah, tak ubahnya aku yang sudah mengadakan janji sebelumnya. Dalam pikiranku saat itu, waduh ini gimana sudah jam tiga lewat baru kelompok ketiga, pulang jam berapa nanti, pasti sore dan juga dijalan dapat dipastikan dalam keadaan macet. Hemph aku terus bergumam dalam hati. Sampai sesekali mendengar pernyataan dari moderator. Silahkan ada yang mau bertanya ?. jelas sangat tergamblang dalam memori pelajaran yang tengah dipresentasikan adalah pelajaran politik.

Sampai pada pukul 16:40-an presentasi resmi ditutup. Semua tidak sesuai dengan rencana awalku, kala aku buka pesan di Handphone menekan OK tertulis berapa pesan gitu belum terbaca. Waw aku harus menjawab apa, teman yang sudah berjanji tentang acara malam tahun baruan sudah menanyakan kelangsungannya dari tadi. Sedikit termenung sejenak memikirkan akan ku balas apa pesan tersebut. Sampai akhirnya aku membalas, “sebentar saya baru kelar di kampus, paling nyampe cibarusah jam tujuh maleman,” jelasku kalau tidak salah.

Tak memakan waktu lama aku langsung bersalaman dengan rekan ku yang masih tertahan di kampus, mengucapkan selamat tahun baru dan mengucapkan aku mau pulang dulu. Bergegas kemudian menuju mobil menuju arah Lippo Cikarang, namun aku tak ingat sampai full mobil tersebut apakah aku jalan kaki ? naik angkutan umum atau diantarkan oleh teman ? dengan segenap permohonan maaf alam bawah sadar aku tak dapat mengingatnya. Memori akan awal berada di mobil tujuan Lippo Cikarang pun aku lupa, sampai mulai teringat saat berada di jalan tol aku mendapatkan kembali SMS dari rekanan SMA. Sambil menyandarkan bahu pada bantalan sebelah tangan aku membalas pesannya mengatakan, “lebih baik untuk acara malam nanti kamu saja yang menghandlenya, aku masih dijalan kayanya terjebak macet,” ucap yang ku lansir dari berita terkirim.

Benar saja sebelum jauh keluar gerbang tol hamparan kendaraan terjebak dalam keadaan macet. Aku tak bisa membayangkan suasana mobil seperti apa kala itu. Keringat yang bercucuran, ruang gerak yang hanya sedikit, celotehan kaum bawah menambah panas udara yang sebenarnya sejuk. Ahh aku lupa perjalanan selanjutnya sampai jam tujuh malam lebihan aku tiba di rumah. Sesampainya di gubug, aku langsung mandi merebahkan rohani dan jasmani sambil berbalas pesan akan kelangsungan acara yang nanti akan dilaksanakan. Namun Aku sudah tidak memikirkannya lagi tentang acara itu, aku lupakan seketika.

Jam delapanan kurang lebih masih di 31 Desember 2010, aku berangkat ke tempat acara dengan menggunakan si kuda yang kata iklan di televisi tangguh dan irit. Lantas Aku menaiki si kuda sendiri saja, hanya berteman cumbuan semilir angin dan keheningan lalu lintas yang ada. Lupa aku lupa, pakaian apa yang ku kenakan malam itu. Celana kolor ? ohh tidaaakkkk. Bukanlah, sudah biarkan menjadi rahasia si lupa. Yang jelas satu tas soren ku kenakan membentang miring membaluti bahu dan pinggang yang rada melingkar.

Tibalah ditempat, aku pandangi rautan wajah rekan semasa SMA. Menyalaminya satu persatu, menyambut dengan salam hangat persahabatan. Sedikit melemparkan senyum dengan pengharapan mereka berebut senyum yang aku lempar. Oh tidak nampaknya itu tidak mungkin. Bercengkrama dimulai sekedar basa-basi dan melepaskan celotehan lucu, meskipun tidak lucu. Beberapa rekan terlihat mulai menyiapkan segala persiapan karena akan masak di alam (padahal mah halaman rumah). Ada yang menyiapkan batu bata, ikan segar yang akan dibaar, dan tek tek bengek lainnya. Makanan nampaknya sudah siap. yuummmiiiii

Sebelum kegiatan makan-makan dimulai aku mendapat suatu kabar yang kurang mengenakan hati. Sambil berbisik salah satu teman wanita memanggilku yang sedang terduduk, teman wanitaku dari balik engsel pintu. “dun kesini”. Aku pun langsung menyambanginya dan mengatakan ada apa. Dia langsung bercerita bahwa uang salah satu temanku hilang dan diduga bukan hilang tapi ada yang mengambil. Karena teman sudah mempercayakan untuk mengatasi hal ini kepadaku, rekanan SMA yang datang terhitung banyak aku kumpulkan dipusat acara dan menyampaikan suatu pesan bahwa uang salah satu teman kita hilang. Saat ramai itu aku Tanya apakah diantara kita ada yang mengambilnya. Apakah kamu yang mengambil ? apakah kamu ? atau kamu ?. namun semua tidak ada yang mengaku.

Atas kesepakatan bersama semua rekan memutuskan untuk diadakan wawancara satu persatu menanyakan secara privasi. Lantas siapa yang mewawancara semua rekan SMA terkait uang hilang tersebut. Teman-temanpun yang tergabung didalam Ikatan Alumni Ipa SMAN 1 Cibarusah 2010 (ILUMIP’10) mempercayakannya kembali kepadaku untuk menjadi pewawancara. Siap tidak siap saat itu aku harus siap. Memikul amanah yang sebenarnya berada didalam ketidakpastian apakah uang salah satu teman kembali atau tidak.

Akupun pergi kedalam rumah tempat acara menyendiri. Duduk di sofa sambil bersantai. Satu persatu teman mendatangiku. Bak hakim pengadilan aku bertanya, saat uang diduga hilang kamu berada dimana ?, terakhir kamu melihatnya dimana?, perkiraan kamu seperti apa tentang uang yang hilang tersebut ?, sampai aku bertanya memastikan kembali apakah kamu orang yang mengambil uang tersebut ?. pertanyaan itu dan pertanyaan cabang lain yang terus aku lontarkan kepada setiap teman yang aku wawancara.

Tentu bagiku tidak mudah untuk meluluhkan hati seseorang, bagaimana setiap bahasa pertanyaan yang ku sampaikan kepada rekan benar menyentuh kalbu nurani mereka. Tak hanya itu aku juga berusaha untuk menekan dan membuat nyaman kondisi psikologis mereka satu persatu. Mengapa hal itu harus dilakukan ?, karena aku yakini sangat tidak mudah jika pun ada “maling” untuk mengakui kesalahannya atau menunjukan sikap kehilafanya secara terbuka.

Pekerjaanku saat itu hanya mengorek informasi dari setiap rekan, menyambungkan setiap pernyataan rekan yang satu dengan yang lainnya lalu ku simpan dalam otak hingga menjadi sebuah kronologis. Aku tak tahu kala itu aku menghabiskan waktu berapa lama untuk mewawancarai mereka bergantian secara privasi pula. Satu hal yang pasti mulai dilakukannya wawancara setelah pesta kembang api selesai, berarti jam 12 lewatan.

Alhamdulillah berkat kepercayaan yang rekan rekan alumni ipa berikan kepadaku, setelah melakukan wawancara tatap empat muka yang memakan waktu cukup lama ternyata aku menemukan uang yang hilang itu di kamar mandi. Selesai mewawancara aku mengSMS rekan yang kehilangan uang tersebut yang sedang berada diluar untuk mausk kedalam, lalu setelah dia menghampiriku aku memberikan uangnya yang sempat hilang kepada genggaman tangannya.

Semua beres, lantas aku kembali bergabung bersama kawan-kawan yang tengah asik berkumpul dari tadi. Satu jejak langkah melewati garis pintu aku dapatkan fakta bahwa makanan sudah habis, ternyata selama aku melakukan wawancara mereka sudah memulai makan bersama, tapi untungnya yah meskipun mereka sudah makan bareng tadi, mereka tetap tidak mengahabiskan semua makanan, mereka telah menyiapkanku makanan. Sungguh baik dan mulia kau kawan.

Makan kelar, acara malam tahun baruan aku anggap sukses meskipun rada sedikit ada masalah saat uang rekan hilang. Namun semua langsung mencair, kembali bergurau ngalor ngidul menceritakan apa yang ia lakukan saat lulus SMA dan segala proses yang ia lakukan sampai saat itu. Melihat waktu sudah larut malam. Rekan wanita sebagian masuk kedalam rumah, rekanan yang pria berinisatif untuk membeli sebuah minuman bersoda berbotol, dan sebuah kartu gapleh. Kita pun yang laki-laki bermain dengan asyiknya sampai waktu shubuh segera tiba aku dan beberapa rekan memutuskan untuk mengakhiri malam itu, mengucapkan salam dan lalu ku pulang. Bye bye

Tiba dirumah, lihat jam belum shubuh, langsuuunggg tiduuuuurrrrr..

Terima kasih kawan Alumni Ipa SMAN 1 Cibarusah 2010.
Kau telah membuka silaturahmi hingga sampai saat ini dan kelak kita tua nanti kita masih tetap menjadi sahabat, saudara yang saling mengingatkan, berbagi kesuksesan dan segala tentang pelajaran hidup. Kelak juga saat kita telah beruban jangan pernah lupakan semua
kenangan kita saat masih sekolah ataupun tidak, meskipun mungkin kita sudah mengalami pikun, dihati kecil kau masih mengingatku, mengingat anak-anak ipa 2010 dan mengingat semua kenangan yang dilewati bersama. Kelak nanti saat salah satu diantara kita satu persatu sudah menemui ajal masing-masing, aku harapkan kita masih saling membuka ruang silaturahmi, bila perlu menggotong keranda mayatnya. Kenapa kenapa ?. biar tuhan tahu dan menjadi saksi bahwa persahabatan dan rasa kekeluargaan kita tidak pernah luntur. Aku juga mempunyai pengharapan ke depan, saat kita semakin dewasa, mulai mempunyai sikap dalam hidup, meskipun kita berbeda pendapat, berbeda pilihan, saat rasa benci datang, dan segala perbedaan tentang kita lupakan lupakan lupakanlah. Karena segala bentuk perbedaan itu biarlah menjadi pemanis rasa kekeluargaan kita Alumni Ipa. Tidak menjadikan perbedaan akhir dari persahabatan kita. Dengan perbedaan kita kuatkan rasa persaudaraan kita. Dan ingat jangan jadikan perbedaan sebagai penghancur persaudaraan kita. CAMKAN baik-baik, Aku sangat mencintai kalian semua, sampai akhir membuat tulisan inipun tak kuat aku menahan haru ketika mengingat apa yang telah kita lalui bersama.

I LOVE YOU SO MUCH KAWAN……

Jumat, 23 Desember 2011

Mengungkap Ke-Keramat-an Ibu Lewat Lagu

Pernahkah kita sesekali berkaca, memandang seluruh tubuh, memperhatikan setiap lekuk tubuh, menikmati mata yang memancarkan keindahan, merasakan aroma nafas dari mulut dan hidung, memandang helaian rambut dari jutaan helai yang menempel dibatok kepala, dan segala rupa tentang apa yang menjadi kelebihan kita.

Lantas akupun ingin mengajak sahabat sejenak untuk merenung, mengulang memori ingatan dari saat sahabat hanya bisa menangis, merangkak, lalu sahabat diajarkan bagaimana sahabat berjalan, dipapah kedua orang tua sahabat, walau sesekali harus terjatuh dan menangis. Namun orang tua tetap menyakinkan bahwa sahabat bisa berjalan,
Seketika kebisaan sahabat berjalan, tertawa dan berlari mungkin menjadi kebahagiaan yang tidak dapat dilukiskan oleh orang tua sahabat.

Pernahkah kita merenung, akan kebahagian yang tak terlukiskan itu ?.

Apalagi kebahagian ibu, karena dia yang melahirkan kita, dia yang mengandung kita, memikul berat beban dalam kandungan yang tiap waktunya terus membesar, menyusui  saat kita merengek, menggendong mengeloni agar kita terlelap, sambil menyanyikan sebuah lagu, nina bobo oh nina bobo, kalau tidak bobo digit nyamuk. Apakah kita ingat itu ? apakah kita merasakan kasih sucinya kala itu ? saat kita belum tahu apa-apa, saat kita belum dapat berbicara, saat kita belum mampu melihat cakrawala dunia.

 Mungkin bagi kita semua sudah sepakat bahwa ibu adalah sosok yang tak tergantikan.

Menelisik seorang sosok seperti ibu nampaknya perlu kita dalami sebagai bahan renungan introspeksi diri, agar kita tetap merendah, tidak menyombongkan diri, dan tetap bersyukur kepada-Nya. Kreatifitas untuk melukiskan kehebatan seorang ibu juga banyak diaplikasikan dan dibuat dalam bentuk apapun seperti kedalam sebuah karya berupa puisi, lagu, lukisan, dan lain halnya oleh insan-insan yang mengagumi ibu.

Salah satu karya tentang begitu sosok keibuan yang paling sangat aku sukai adalah karya lagu dari Raja Dangdut Rhoma Irama yang berjudul Keramat.

Keramat ?

Dari judulnya saja sudah sangat mengandung nilai yang terkesan penuh dengan sesuatu yang langka, mengandung nilai lebih dari pada hal biasa. Keramat terkesan angker, dan mempunyai suatu daya dobrak energi yang sangat kuat.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia yang aku punya, Keramat mempunyai arti suci, orang suci atau sakti. Sangat luar biasa jika Rhoma Irama memberi judul keramat dan itu merupakan suatu kewajaran.

Seperti keterangan yang dilontarkan bung haji (sapaan akrab Rhoma Irama), bahwa alasan ia mennciptakan lagu keramat ini dilatar belakangi oleh keistimewaan sosok ibu yang ia dapat dari ayat suci al-qur’an.
Berikut ini lirik lagu Keramat :

Hei manusia, hormati ibumu
Yang melahirkan, dan membesarkanmu
Darah dagingmu dari air susunya
Jiwa ragamu dari kasih sayangnya
Dialah manusia satu-satunya
Yang menyanyangimu tanpa ada batasnya

Doa ibumu dikabulkan tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan

Ridho ilahi karena ridhonya
Murka ilahi karena murkanya

Bila kau sayang pada kekasih
Lebih sayanglah pada ibumu
Bila kau patuh pada rajamu
Lebih patuhlah pada ibumu

Bukannya gunung tempat kau meminta
Bukan lautan tempat memuja
Bukan pula dukun kau menghiba
Bukan kuburan tempat memohon do’a

Tiada keramat yang ampuh di dunia
Selain dari doa ibumu jua

Begitulah lirik lagu Keramat.
Jika rekan membacanya dengan seksama, penuh penghayatan dan perenungan maka akan mendapat suatu pembelajaran terhadap keagungan seorang ibu yang sangat luar biasa.

Dimulai dari pentingnya kita untuk menghormati sosok seorang ibu, karena atas jasa dan pengorbanan dialah kita terlahir ke dunia hingga mampu melihat indahnya cakrawala alam raya.
Sejenak merenung apakah sadar bahwa daging yang berada didalam tubuh ini adalah berasal dari air susu ibu dan jiwa raga ini adalah lahir dari kasih sayangnya.
Karena bagaimanapun kondisi kita, hinaan orang lain kepada kita, ibu adalah sosok manusia yang tampil menyayangi kita tanpa ada batasnya ditengah kekurangan yang kita punya.

Restu ibu adalah restu tuhan, ridho yang ibu berikan adalah ridho tuhan. Karena yakinlah kutukan ibu sama saja dengan kutukan tuhan, murkanya tuhan juga karena murkanya ibu. Dan akhirnya sangat sempurna jika doanya ibu dapat dikabulkan tuhan.

Begitulah kehebatan dan keistimewaan sosok seorang ibu, sangat pas bang haji menyampaikan pesan bahwa jangan kita mencintai kekasih melebihi cinta kita kepada ibu dan jangan rasa patuh kita kepada raja mengurangi patuhnya kita kepada ibu.
Terkadang sifat manusia saat dibenturkan dengan hasrat dunia rela untuk melepas akal pikirnya. Rela menjadikan gunung sebagai tempat meminta, menjadikan lautan sebagai tempat pemujaan, menjadikan dukun sebagai tempat menghiba apalagi menjadikan kuburan yang merupakan tempat peristirahatan terakhir dijadikan tempat untuk memohon doa. Sesungguhnya tidak ada yang paling keramat dan ampuh di dunia ini selain doa dari ibu.

Mudah-mudahan tulisan aku ini yang sengaja aku buat untuk memperingati hari ibu yang jatuh pada kamis, 22 Desember 2011dapat menjadi inspirasi untuk kita semua.
Bukankah kita menangis dan menahan haru karena sosok seorang ibu ?

Sekian dan inilah persembahan luar biasa terhadap seorang ibu dari insan kecil yang lahir dari sebuah kampung di Cibarusah Bekasi, Ahmad Djaelani untuk semua.

SELAMAT HARI IBU








Sabtu, 17 Desember 2011

Ketika “Rasa” Memberikan Kesejatian Dalam Hidup

Setiap manusia yang dilahirkan kebumi ini pada dasarnya memiliki satu kesamaan corak ekspresi, dimana mereka bisa menangis, bersedih, bergembira, marah, kesal, bosan dan bahkan tertawa.

Corak ekspresi diataslah yang menjadikan manusia mempunyai nilai lebih sebagai ciptaan dari pada makhluk lainnya. Manusia mempunyai rasa, maka diberi kelebihan ketika mendapat suatu yang menyentuh nurani ia menangis.

Coba bayangkan dengan hewan, ia juga mempunyai rasa, tapi apakah dia ketika mendapat sesuatu cobaan, godaan yang menyentuh nurani ia menangis ?. aku tak bisa membayangkan jika hewan menangis, bisa lucu kali yah ?

Semisal mayoritas manusia jika dihadapkan permasalahan pada sosok seorang ibu pasti ia akan menangis, mengingat perjuangan seorang ibu yang begitu tangguh dan luar biasa.
Tapi sebaliknya tak bisa dibayangkan jika hewan yang masih balita lutu nawawa ingat ibu yang melahirkannya, lalu ia menangis sedu sedan. kamu bayangin dah bray ? kalau aku sih nggak bisa ngebayangin, pikirannya mau ketawa bae. Hewan nangis. hahaha

Contoh lagi ekspresi`kalau manusia menemukan, melihat atau merasakan sesuatu yang dianggapnya lucu, pasti bakal tertawa. Kita lagi jalan sama sahabat tercinta, tiba-tiba sahabat kita terjatuh dan pas jatuh terkena feses (kotoran manusia), pasti kita ketawa. Hahaha (bukannya nolongin ya).

Sementara kalau hewan kita ambil contoh kambing lah. Dalam satu kesempatan waktu, ada dua kambing lagi jalan berbarengan, yang satu jalan geboy nyantai, yang kambing satunya lagi jalan rada cepat, tiba-tiba si kambing yang jalan rada cepat satu kakinya masuk kedalam lubang kecil yang didalamnya ada feses (e’e/kotoran). Apakah si kambing yang jalan nyantai bakal tertawa ?, rasa-rasanya tidak. Hal yang lucu kalau tuh kambing yang jalan nyantai tertawa.

Tipikal Manusia kan kalau tertawa ada yang terbahak-bahak lepas seperti tak punya masalah, ada yang tertawa cuma mesem, ada yang tertawa seperti kuntilanak kikikikiki, dan ekspresi tawa lainnya. Coba dah lu bayangin kalau kambing yang jalan nyantai tadi tertawa terbahak-bahak melihat temannya (kambing) yang kakinya terkena feses, atau kambing mesem. Hahaha gua nggak ngebayangin dah bray, yang ada gua tertawa sendiri. Haha

Mungkin dari percontohan ekspresi diatas sebagai makhluk, kita semakin sadar yang sejatinya disebut manusia untuk pandai bersyukur dari hal apapun yang sebelumnya tidak terpikirkan dan meskipun itu sangat kecil sekali. Kita masih diberikan rasa untuk tertawa, diberikan rasa untuk menangis, sedih, senang, dan rasa bosan dimana rasa ini mungkin menjadi rasa yang paling menjengkelkan. Coba kalau hidup kalian tidak mempunyai rasa, hidup kalian bakal datar dan monoton men. Orang-orang lihat sule tertawa, sedangkan kalian mukanya datar dan tidak menunjukan ekpresi dan rasa apapun, yang ada kalian bakal tadi tertawaan orang dan patut dipertanyakan apakah kalian masih pantas disebut manusia atau tidak ?.

Pemimpin Baru, Harapan Baru

Masalah Korupsi nampaknya masih menjadi isu Nasional  dan musuh bersama semua elemen bangsa. Semangat reformasi dimana salah satu point dasarnya adalah pemberantasan korupsi nyatanya hingga detik ini masih menjadi PR besar yang tak kunjung terselesaikan. Jika dilihat dari berbagai pemberitaan mass media dan selama kurun waktu 13 tahun perjalanan reformasi, masalah korupsi diberbagai tatanan pemerintahan sepintas malah seperti banjir bandang yang terhadang, terus menggurita dan korupsi makin membabi buta. Ditambah dengan diberlakukannya otonomi daerah yang dapat dicermati hanya menghasilkan raja-raja baru, terbukti dari banyaknya kepala daerah baik tingkat I maupun II yang terjerat kasus korupsi.

Harapan dari sikap pesimistis dengan berbagai permasalahan diatas menjadikan KPK sebagai tumpuan bersama dalam perang melawan korupsi. KPK yang pada awalnya dibentuk karena ketidakpercayaan public kepada kepolisian dan kejaksaan memaksa KPK harus bisa tampil digarda terdepan dengan segala kekuatannya. Genap 8 tahun perjalanan KPK singkatnya banyak mengalami goyangan dari pihak manapun yang tak suka dengan keberadaan KPK. Mulai dari Kriminalisasi terhadap pimpinan KPK, Peradilan sesat yang menimpa Antasari Azhar, anggapan KPK seperti teroris dan hal lain sebagainya

Kini, perjalanan rezim KPK setelah era Taufiqurrahman Ruqi dan Antasari Azhar, berada disosok tangan aktivis anti korupsi dari Sulawesi selatan bernama Abraham Samad.
Sosok Abraham Samad sendiri bagi mayoritas public nasional masih dirasa sangat asing. Mengapa tidak, karir anti korupsinya berawal dan terdengar gandrungnya hanya didaerah Sulawesi saja. Namun perlahan namanya mulai diketahui public seiring pencalonan dirinya sebagai calon ketua KPK periode 2011-2015. Sampai pada akhirnya pencitraan nama Abraham Samad terus meroket saat masuk 8 besar dan puncaknya saat ia berhasil terpilih menjadi ketua KPK dengan unggul telak dibanding kompatitornya saat pemilihan voting ketua KPK yang dilakukan oleh Komisi Hukum DPR-RI.

Memang pada saat terpilihnya Abraham Samad menjadi ketua KPK, proses pemilihan dianggap oleh banyak kalangan sebagai pemilihan politis. Namun terlepas dari itu semua, ada satu rasa optimisme dengan pimpinan KPK yang baru ini, dimana pada saat fit and proper berlangsung semua calon sepakat untuk mendahulukan kasus-kasus besar dan mengutamakan aspek pencegahan dari pada penindakan. Terlebih hal lain juga adalah dengan ketua KPK terpilih yang menjanjikan akan menuntaskan beragam kasus besar cukup dalam satu tahun saja. Jika itu tidak tercapai, Abraham mengungkapkan bahwa dirinya tidak usah disuruh mundur akan tetapi ia akan mengundurkan diri. Untuk saat ini, komitmen yang dinyatakan Abraham Samad bisa kita pegang dan awasi bersama. Setidaknya menjadi harapan public bersama sebagai langkah perang melawan korupsi.

Antara Aku dan Ayu Ting-ting

“kesana kemari membawa alamat (jeng jeng), namun yang ku temui bukan dirinya saaayaang yang ku teriiiimaa alamat palsu,” begitulah sepenggal lirik lagu alamat palsu yang dinyanyikan oleh Ayu Ting-ting.

Sekedar informasi saja bahwa saya merupakan anak muda pencinta musik Dangdut, tidak semuanya jenis lagu dangdut saya sukai, namun hanya yang memiliki ritme dan melodi mantep lah yang saya sukai.

Keberadaan musik Dangdut dalam kurun waktu beberapa tahun ini dapat dilihat dan dirasa kemundurannya, menurut saya salah satu factor penyebab mengapa bisa seperti itu karena kurangnya regenerasi penyanyi musik dangdut. Sekalipun ada di era satu dekade ini muncul artis dangdut namun lebih menonjolkan “ketubuhannya” bukan dengan ruh dangdut yang asli.

Seperti Inul Daratista yang diawal kemunculannya banyak mengandung kontroversi dengan goyang ngebornya, dan banyak goyang-goyang lainnya, ada goyang gergaji, goyang patah-patah, goyang ngecor, goyang ular, goyang macan, dan lain sebagainya.
Dengan karya-karya seperti itulah anggapan muncul bahwa musik dangdut itu norak, jadul dan kampungan.

Padahal jika dilihat dari musisi dangdut sebelum tahun 2000-an, karya-karyanya sangat bagus dan mengandung unsure kebaikan, social. Seperti rhoma irama yang menjadikan dangdut sebagai ajang untuk berdakwah dan untuk mengajak pendengar supaya menjauhi nilai-nilai kemaksiatan.

Harapan akan regenerasi musik dangdut akhir-akhir ini kembali digeliatkan. Terbukti dengan adanya ajang kontes pencarian bakat penyanyi dangdut yang digelar oleh banyak stasiun Televisi seperti KDI dan Indosiar.

Namun Pencitraan musik dangdut juga terus nyatanya semakin tergerus dewasa kini dengan anggapan bahwa lagu dangdut yang beredar sekarang banyak yang menyalahi norma social dan tak pantas diperdengarkan terutama untuk kaum muda dan anak-anak. Seperti lagu jablay, hamil duluan, belah duren, janda tujuh kali, tapi itu lagu kalau dijadiin cerita bagus juga, mungkin gara-gara dia jablay, eh jadi doyan belah duren, terus dia hamil duluan dan akhirnya menjanda tujuh kali. Haha (nggak nyambung bangets)

Dari sederet lagu fenomenal yang mencuri perhatian masyarakat tadi, muncul sebuah lagu berjudul alamat palsu yang dinyanyikan oleh Ayu Ting-ting. Seiring dengan lagunya yang begitu cepat booming di masyarakat, perlahan namun nama Ayu Ting-ting juga semakin meroket. Rudal kali meroket.

Siapa sih Ayu Ting-ting…???

Ayu Ting-ting adalah penyanyi yang menyanyikan lagu alamat palssu. Lagu alamat palsu sendiri hanyalah salah satu lagu dari album perdana Ayu Ting-ting yang diberi nama Ting-ting. Ayu baru berusia 19 tahun dan tengah menempuh studi disalah satu perguruan tinggi swasta di depok.

Sejak awal kemunculan di dunia hiburan, sosok Ayu Ting-ting langsung memikat perhatianku. Diantaranya ada satu keyakinan mudah-mudahan Ayu Ting-ting dapat menjadi regenerasi musik dangdut seperti kegelisahanku diatas, apalagi Ayu Ting-ting masih muda dan tentu masih banyak waktu untuk mengembangkan musik dangsut.

Kedua, sosok Ayu Ting-ting saat membawakan lagu dipanggung sangat relevan dengan seninya musik dangdut dan goyangannya pun biasa, tidak menohok, namun menarik. Beda dengan penyanyi kontroversi seperti inul, dewi persik apa lagi Julia peres, hadeh nggak kuat men, Cuma ngejual tubuh, suara bisa rekan nilai sendiri. Ketiga, sosok Ayu Ting-ting juga sedep dipandang men, cahsual, dan kayanya semua pakaian yang ia gunakan bawaanya cocok terus, apalagi mukanya unyu-unyu gimana gitu, senyumnya juga imut, uwek uwek brooootttt. Hahahahaha

Maka dari itu dikala saya sedang menonton televisi tiba-tiba ada Ayu Ting-ting lagi perfom, maka saya akan melihat Ayu Ting-ting sampai selesai. Soalnya kalau dia nyanyi bawaannya enak aja. Yang tadinya punya masalah banyak jadi serasa nggak punya masalah, bangga kagak lu ?? lebay men, hahaha

Namun semenjak Ayu Ting-ting meproklamirkan sudah mempunyai pacar maka saya sudah rada nggak suka sama Ayu Ting-ting, habisnya dia sudah mengkhianati cintanya kepada saya. Dulu sebelum Ayu Ting-ting terkenal, siapa coba yang menemani dia setiap waktu ?. semuanya telah saya berikan untuk Ayu Ting-ting, tapi apa balasan dia kepada saya ? sampai akhirnya Ayu Ting-ting resmi memutuskan cintanya. Dan hati sayapun sakit, eh taunya kejadian itu hanya mimpi hingga akhirnya saya dibangunkan ibu untuk segera bangun karena waktu sudah siang. Haduh untung aja Cuma mimpi

Selasa, 06 Desember 2011

Parade Bedak Calon Bupati

Menjelang pemungutan suara pemilukada kabupaten bekasi yang akan dilangsungkan pada Minggu, 11 Maret 2012 keadaan suhu politik saat ini semakin memanas.
Tercatat tiga pasangan akan bertarung memperebutkan kursi B1 dan B2.

Perjalanan kampanye sudah dirasa dari hari-hari kemarin, masyarakat disuguhkan sebuah parade spanduk, baliho dan banner yang terpampang disetiap sudut jalan dan pelosok-pelosok.

Awalnya aku acuh tak mengindahkan semua media sosialisasi wajah calon yang terpampang dijalan itu. Kadang aku berpikir pemasangan spanduk dan baliho beragam ukuran itu merusak keindahan tata ruang kota.
Ada yang terpasang dipaku di pohon, lantas aku bergumam apakah mereka jadi insan penunggu pohon biar terlihat angker dengan kolaborasi kumis, peci dan senyuman manis.
Ada pula yang terpasang ditembok gedung, mobil angkot dan lainnya. Meskipun merasa terganggu dan mengganggu keindahan kota, tapi aku mewajarinya dan dapat mengerti sebagai bagian dari pesta demokrasi masyarakat kabupaten bekasi.

Sampai saatnya aku bertemu dengan seorang teman dan ngobrol ngalor ngidul tentang suhu menjelang pemilihan termasuk bertebarannya gambar para calon lewat spanduk dan media lainnya. Hingga teman berceloteh, "saya sangat kenal dengan orang ini, tapi liat di gambar rada cakepan dan wajahnwa agak putihan," kata teman.
Aku hanya tertawa dan mengatakan, "mungkin pas sesi pemotretan pake bedaknya ketebalan," kataku disambut gelak tawa. Hahaha

Pembicaraanpun kami cukupkan, sesampainya dirumah aku berceloteh ternyata inilah keunikan pesta demokrasi kita, bukan hanya perang visi misi, parade jargon, tapi juga parade bedak. Haha

AYO SUKSESKAN PEMILUKADA KABUPATEN BEKASI

Sabtu, 03 Desember 2011

Kontroversi Berdoa di Facebook ?

Ditengah arus globalisasi dan masuknya teknologi yang begitu cepat, mau tidak mau memaksa manusia untuk terbuka dan melek terhadap teknologi.

Dewasa kini teknologi internet dengan beragam kemudahannya sudah menjadi trend dan gaya hidup baru masyarakat dunia. Internet menjadikan dunia seperti tanpa ruang dan batas.

Salah satu sarana yang berada di internet yang cukup bombastis adalah dengan adanya situs jejaring sosial. Dimana melalui situs jejaring sosial ini masyarakat mampu untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan kalangan dan dari dibelahan dunia manapun.

Fasilitas jejaring sosial yang mampu menyedot ratusan juta para pengguna internet adalah seperti Twitter, Facebook, Skype, YMail, dan lain sebagainya.

Diantara situs jejaring social yang ada, saya lebih aktif menggunakan jejaring Facebook.
Aktif mulai bermain Facebook saat masih duduk di kelas dua SMA, sekitaran awal tahun 2009.

Perjalanan hingga sampai saat ini berlayar mengarungi dunia dengan Facebook membuatku semakin cerdas karena dijadikan ajang untuk berdiskusi, berbagi pengalaman dan atau sekedar menambahkan teman dan menjalin relasi.

Hingga sampai saya membuat tulisan ini, tercatat akun Facebook utama saya yang bernama “Ahmad Djaelani” telah mempunyai sebanyak 2.347 teman.

Dari teman sebanyak itu saya tidak mengenal semua secara fisik, namun bagi saya ketidakkenalan itu menjadi suatu keharusan untuk menjalin silaturahmi meskipun lewat hany dengan sekedar memberikan komentar dan like dari apa yang mereka posting.

Saya sangat sadar bahwa yang menggunakan Facebook itu tidak semuanya serius, ada yang untuk main-main, iseng dan dengan segala motivasi lainnya. Dan saya tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Hampir saban hari saya selalu membuka Facebook, untuk sekedar mengecek pemberitahuan, melihat pesan, membuka forum, mengupdate status, dan yang pasti melihat postingan status teman Facebook lewat beranda.

Karena saat saya melihat postingan teman kalau sedang dilanda kejenuhan bisa menjadi sarana penghibur, kadang ada status yang sedih, ngelucu, memberi motivasi, ilmu dan jenis status yang lainnya.

Namun dari sekian banyaknya jenis status yang di posting, saya cukup tertarik untuk mengamati status teman yang mengekspresikan pikirnya dengan berdoa.

Secara hakikat Berdoa merupakan suatu sarana untuk mendekatkan diri kepada sang kuasa, memohon segala kebutuhan dan keinginannya agar terpenuhi dan memasrahkan diri kepada-Nya.
Rekan Facebook juga mungkin suka membaca postingan rekan lain yang mengupdate bagaimana ia mengekspresikan doanya.

Saya juga tak menafikan diri bahwa saat saya mengikuti suatu seleksi, saya suka mengupdate status berdoa agar saya diberikan hasil yang terbaik.
karena saya menganggap setiap doa itu pada dasarnya baik, maka ketika dilempar kesuatu forum melalui update-an status orang akan membacanya, dan jika bersimpati maka orang akan menyukai dan memberi komentarnya, “AMIN”.
Kata amin itulah yang saya tuju untuk menguatkan doa saya kepada yang kuasa.

Memang secara eksplisit sangat luas juga untuk meraba motivasi seseorang mengapa berdoa di Facebook. Bisa jadi ada yang benar-benar ikhlas berdoa kepada yang kuasa melalui sarana Facebook tanpa embel-embel apapun, ada yang hanya menjadikan berdoa di Facebook sebagai sarana untuk mencari eksistensi pribadi (inilah gue orang yang selalu berdoa), atau ada yang berdoa di Facebook hanya untuk sekedar mendapat simpati lalu berharap teman Facebooknya menyapa dan menanyakan emang kenapa, padahalnya si pembuat status sedang merasa kesepian karena tidak ada teman.

Berikut ini kutipan dari rekan Facebookers yang berdoa, tapi saya tidak menyebutkan siapa yang mengupdatenya guna menjaga privacy seseorang.

“semakin kesini kok makin bimbang yah, ya Allah mantapkanlah pilihanku,” kata status seorang teman.

Ada lagi yang begini, “ya tuhan jika dia jodohku maka dekatkanlah”.

“ya tuhan aku sangat benci dia, jika engkau mengizinkan maka aku akan membunuhnya”. kalau kata saya ini doa yang membabi buta dan sadis banget.

Dan masih banyak lagi jenis doa yang lainnya dan rekanpun mengetahuinya.

Beberapa hari ini juga saya mencoba untuk mensharekan terkait “Berdoa di Facebook” ini kepada rekan Facebookers yang lain.

Jawabannyapun bervariasi ada yang pro dan ada yang kontra terkait berdoa di Facebook, ada yang menanggap berdoa di Facebook itu tidak menjadi masalah, namun ada bantahan lagi kalau mau berdoa bukan Facebook tempatnya,

Berikut ini komentar-komentar rekan Facebook yang memberi komentar terhadap status saya yang menanyakan sikap mereka terkait berdoa di Facebook.

Ana Vanarama itulh yg mereka pikirkan !!

Ken Arca Alexander Aq cuma bilang"
Biar orang-orang pada tau moron Dia" Rajin Berdoah.

Iya orang nyang ngabulin Google Kalee

Jangan marah

Adi Nugroho berdoa kan mustinya dalam hati cukup, gausah dibeberin di fb...
kecuali maksud mereka ingin pamer bahwa mereka itu alim... haha

Richy Diagnostik ya bagus lah selama doa itu baik utk kemanusiaan .... gk ada doa yg jelek .. " camkan itu kalian "
Azhimonk Urangkampoeng Baoelisunk Biarkan lah orang mau berdo'a dmna aja, toh gak ada larangan untuk berdo'a d fesbuk, 

Rika M' Abica Kurang hdeung ka, sok lucu da! Laen na shlat ibdah klaka update, mg allah gduh facebook nya ka?hehe

Sri Marhaeni ya bagus sekali itu....kita yg bacanya jd sperti ikutan berdoa dan mendoakan supaya dikabulkan yang maha kuasa...bukankah dlm islam kita hrs saling menasihati & mendoakan.....???

Adi Nugroho doa bisa diartikan juga dengan bicara dengan tuhan kan...??
apakah pembicaraan pribadi harus dibeberkan...??

Azhimonk Urangkampoeng Baoelisunk Allah maha mendengar dan maha tau, jangn kan berdo'a d fb, d dlm hati aja allah tau, jd dmna salah'a orng berdo'a d fb, atu d mesjid d mushola, toh sma aja berdo'a, dripda gak sama sekali,

Ahmad Lauhil M Fauzie orang yg berdoa d fb itu hanya eksistensi .... dia mau eksis d fb dan mau dpt simpatik ... mnurut w itu terlalu berlebihan alias lebaaayyyy

Sko Non Alkohol Klo menurut gua,berdoa kn bsa kpan aja n d mana aj,namun disamping smua harus ada usaha utk mencapai suatu tujuan yg diminta dlm doa'a...

Rhen Cliquers Naapasha I think te ku nanaon mun ngadoa d fb mah asal ngadoa na nu bener" weh

Wendi Widianto Menang wae asal ulah panjang2. Asal ulah unggal menit.. Hehe. Ngke kesan na menta jariaah deui. Hehehe. Just kidd, this only my opinion. Hehe.

Sae Pudin Y mlh mnRt saia kg apa2 ,bleh2 j,dn sah2 sJ.. Kn kLo doa qt di bc orng nnti pd di amin...nin.hehe, tp y i2 yg lbh efektif slse smbhyng


Dari beragam argument pro kontra diatas yang muncul saya tidak akan menyimpulkan apapun, melainkan saya akan memberi dalil ayat yang saya ambil dari Kitab Suci Al-Qur’an Surat Al A'raaf ayat 55. Mudahan-mudahan ayat tersebut dapat menjadi pencerahan bagi saya dan yang membaca.

Berikut kutipan ayat QS Al A'raaf ayat 55.

 “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.  

Kenapa Mesti Takut Pocong ?

Salam pocong buat semua.
tentu kita semua sudah kenal dan hapal sekali dengan pocong.
Pocong adalah setan asli Negara republic Indonesia.
Entah siapa yang memulai, pocong menjadi trade center sendiri saat suasana hening, kegelapan dan penuh aura mistis.
Saat kita berjalan ditengah kegelapan, poconglah setan pertama yang seperti mengintai dan menghantui dibelakang kita.
Bahkan terkadang saat kita sedang berak ditengah malam, pikiran selalu saja ingin cepat bergegas selesai, padahal hajat belum sepenuhnya dikeluarkan.
Sampai saat ini pun saya sendiri masih bingung terhadap pocong, belum pernah mengenal sosok pocong itu seperti apa.
Kata orang yang katanya kata orang lagi pocong itu berawal saat mayat manusia yang telah dikafani,  dan dikubur tali pengikat kafannya lupa untuk dilepaskan. Sehingga mayat tersebut terkubur dalam keadaan tali pengikat kafan yang masih terikat.
Selanjutnya penjelmaan pocong seperti yang diilustrasikan di banyak film, pocong itu terbungkus oleh pakaian putih, yang semua organ tubuhnya di mulai dari kaki sampai atas kepala terikat, sehingga organ tubuh yang Nampak hanyalah raut muka. Konon mata pocong bersinar, alhamdulillah yah kalo pocong matanya bersinar, jadi kalo pocong maen malem nggak usah bawa lampu senter untuk nerangin jalan.
Karena semua badannya terikat, pocongpun jalannya tidak normal, dia jalannya loncat-loncat. Hebat yah pocong setiap hari jalannya loncat terus, coba bayangkan kalau itu pocong kuburannya di Cikarang, lalu dia ada dinas malam ke Cibarusah, berarti dia loncat-loncat dari cikarang ke cibarusah. Eh buset lama donk nyampenya, kenapa itu pocong nggak naek angkot K-17 aja ya jurusan Cikarang-Cibarusah biar cepet nyampe.
Mungkin pocong adalah sosok setan pekerja keras, dia tidak mau merepotkan setan dan orang lain, atau jangan-jangan pocongnya nggak punya duit buat naek angkot,
Tapi kalau dia loncat-loncat terus saya jadi kasian, gimana ya kalau pocong lagi loncat-loncat eh dia masuk kedalam kubangan lumpur, nanti baju yang tadinya putih jadi kotor deh, dan si pocong kasian gimana ya dia pas bangun mau berdiri, kan semua tangannya terikat, nasib nasib jadi pocong. Eh iya kalau bajunya pocong kotor siapa ya yang nyuciin tu baju, kalau dibawa ke laundry nanti pocong gimana bayarnya?.
Terlepas dari semua kesimpangsiuran terhadap pocong, kok manusia banyak yang takut ya terhadap penjelmaan pocong, padahal kan pocong itu lucu. Kalau bener pocong serem dan nakutin, kita nggak usah takut, kita ajak aja pocong balap lari,  saya yakin pasti itu pocong bakalan kalah, orang kita mah lari cepet, dia mah loncat-loncat. Terus satu lagi kenapa kita mesti takut pocong, wong pocong itu setan asli Indonesia. Seharusnya kita bersama pocong kudu saling bahu membahu untuk memajukan Indonesia, dan harusnya saat diadakan peringatan agustusan, pocong kita libatkan dalam setiap perlombaan, pocong kita ikutkan dalam perlombaan panjat pinang, hadiahnya kalau saya usul buat pocong adalah tempat pencucian pakaian, sama alat buat cebokin pantat pocong kalo dia habis berak. kasian bro, itu pocong kalo setiap habis berak dia kagak pernah  cebok, coba lu bayangin betapa gatelnya kalo berak nggak cebok.
Sebagai penutup saya berharap kepada pemerintah agar mematenkan pocong sebagai setan asli Indonesia. Bila perlu laporkan kepada PBB agar pocong diakui dunia sebagai warisan tak benda bangsa Indonesia. itu kebanggaan kita men.
Coba lu bayangin kalau sampe pocong diklaim sebagi setan asli milik malasyia, pasti lu sakit hati bro, dan sumpah gue nggak rela kalo pocong diakui milik Malaysia, kita juga harus mikirin nasib setan lain kaya sundel bolong, suster ngesot, pasti mereka bakal kesedihan dan merasa kehilangan pocong. SALAM POCONG

Belajar Pada Sang Malam

Kala senja telah hilang dan tenggelam, kala mentari meredup bulan meninggi, kala itu aku sang DEP mencoba beradu melawan kegelisahan malam.
Acap kali aku lihat malam nampak murung, malam nampak terlena, malam nampak gelisah dengan ketidakpastiannya.
Sesekali aku merasa malam seperti karang ditengah lautan, mencoba tegar menghadapi ketakutannya sendiri.
Bahagiaku tak terkira bila malam tampil bersama kawan sejatinya, ada bulan yang selalu menemani kemanapun malam datang dan pergi, ada bintang yang memancarkan keindahan dan gemerlap malam.
Semua menjadi satu dalam kegembiraan yang tak terlukiskan.
Apalagi bila malam tiba, mampu memberi kehangatan kepada manusia dan seluruh makhluk penghuni jagad raya.
Saat seperti inilah aku merasa malam mampu untuk tersenyum.
Namun saat awan kelam datang, perubahan kondisi bergerak begitu cepat, bulan yang selalu menemani terpaksa berlindung dibalik gumpalan awan, bintang tidak sama sekali bersinar.
Lantas seketika malam pun sedikit meredup, senyum indah yang mulai terlihat kembali mengkerut, hening hening gelisah keadaan malam.
Sementara dari pojokan alam, riuh rendahnya rerumputan, lalu lalang manusia, menggeliatkan bahwa malam tidak sendiri, malam masih ada teman meski bulan dan bintang “berkhianat” kepada malam.
Sungguh tegar kau malam, saat tak tersenyum masih saja memberikan kehidupan kepada semua makhluk, memberikan kenyamanan untuk manusia melepaskan penat, memberi ruang kepada insan malam mencari nafkah, menemani manusia untuk sekedar memuaskan hasrat seksual, mengiringi para pemulung, para pedagang untuk menyambung kehidupan esok hari.
Mungkin aku tidak pernah mendengar malam mengeluh, meskipun malam selalu dikotori oleh insan bejad dari berbagai penjuru. Insan yang melakukan pemerkosaan, insan yang melakukan pesta pora dunia, insan yang memanfaatkan malam untuk melakukan perampokan, melakukan pesugihan, melakukan perencanaan kejahatan, berzina atau hanya sekedar menenggak minuman keras dan dan menikmati racun Narkotika.
Tapi apakah malam melampiaskan kemarahan ?
Nyatanya tidak.
Mungkin malam sesekali mengekspresikan kegelisahannya dengan menurunkan air hujan, menggaduhkan suasana dunia dengan petir dan gledeknya. Hanya itu, mungkin itu, yang ia bisa lakukan untuk membersihkan dunia dari kebejadan meski hanya sesaat.
Namun ketika aku melihat dari kacamata yang lain, aku menemukan keistimewaan malam dan mungkin ini pelajaran dari malam untuk pentingnya hidup seimbang.
Saat banyak insan yang melakukan kebejadan, tak sedikit juga insan yang memperlakukan malam dengan suatu situasi penuh keberkahan.
Ada insan yang menghabiskan malam untuk berdzikir dan mendekatkan diri kepada-Nya, bersembahyang mencari ketenangan dan jawaban hidup, melaksanakan perintah untuk mendiri dan menghidupkan qiyamul lail, untuk belajar ditengah keheningan malam, bahkan walau hanya untuk sekedar menyiapkan barang dagangan.
Subhanalloh.. Luar Biasa pelajaran yang kau berikan malam.
Namun aku kadang suka berpikir, apakah insan bernyawa merasakan pelajaran dari sang malam ini. Hemph, Biarlah aku tak peduli dengan mereka-mereka, mungkin geram dihatiku beranggapan insan tersebut hanya menjadikan malam sebagai kondisi untuk melepaskan keletihan, kepenatan, kejenuhan setelah seharian beraktifitas. Berapa waktu yang kau berikan dalam sehari, seminggu, sebulan, setahun untuk merasakan pelajaran dari sang malam. Satu batasan rendah jika kau tidak mau belajar dengannya adalah minimal kau mampu mengucapkan terima kasih kepada malam.
Jangan kau hanya mau menikmati pelayanan sang malam saja, memang malam tidak pernah marah meskipun kita melupakan bahkan mengacuhkannya. Tapi sejenak luangkanlah waktumu untuk bersyukur dengan adanya malam. Tak akan pernah terbayang jika 24 jam semuanya siang. Kapan kau akan istirahat ? kapan kau akan mendapatkan keheningan dunia ?.
Tapi aku tak akan memaksamu, apalagi menyeret dan menelanjangimu untuk bersujud kepada malam.
Ya inilah sesuatu yang hanya merupakan jeritan pribadi dan hatiku, yang ingin selalu menawarkan sesuatu diantara ketidak adaan.

“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”. QS Al Qashash : 173

Antara Zaman, Teladan dan Semangat Mencari Ilmu

Ditengah perkembangan dunia globalisasi seperti ini menjadikan kebutuhan manusia tehadap internet semakin meninggi. Sebelum era internet berkembang pesat, saat pelajar mendapatkan tugas dari gurunya mereka harus berjuang mencari buku untuk mendapatkan referensi jawaban. Bisa dibayangkan betapa gigihnya para pelajar dulu.
Sesekali aku pernah mendapatkan kisah dari tokoh Nasional yang berasal dari wilayah Cibarusah Kabupaten Bekasi, meskipun hanya melalui sambungan udara Radio. Orang yang aku maksud adalah Eep Saepulloh fatah, mungkin mayoritas orang Bekasi pasti kenallah sama beliau, kecerdasan dan perjalananya karirnya yang cemerlang menjadikan beliau tokoh muda dari Cibarusah yang berhasil Go Public.
Ini hanya sekedar informasi saja kalau aku juga orang Cibarusah loh, meskipun kalian nggak menanyakan tapi aku rasa ini merupakan informasi yang sangat penting dan  bernilai. Bedanya kalau aku juniornya  kang eep, dia lebih senior lah. Bangga kagak lu, hahahaha
Lanjut saat itu kang eep menyampaikan dalam sebuah acara diskusi tentang riwayat pendidikannya. Awalnya aku tak terlalu memperhatikan ceritanya, tapi aku sangat terperanjat saat beliau menyebutkan bahwa dirinya waktu sekolah berada di suatu daerah (Cibarusah) yang terpencil dan berada di pedalaman.
Analisisku mungkin pedalaman karena kurangnya akses yang cukup menjangkau saat itu. Ia menceritakan bagaimana saat ia sekolah di SDN 01 Cibarusah, Sekolah Madrasah di babakan Cibarusah dan terakhir di SMPN 1 Cibarusah. karena kang eep saat melanjutkan sekolah atas di SMAN 1 Bekasi.
Penjelasan yang cukup menarik adalah saat ia mengisahkan ketika bagaimana sekolah awal di Cibarusah dirinya sangat sulit untuk mendapatkan buku pelajaran, sekalinya ada buku sangat tidak sesuai dengan harapan. “waktu itu (sekitar tahun 1980-an) cuma ada satu toko buku di Pasar Cibarusah, toko buku itupun hanya menjual buku semacam kitab-kitab kuning dan buku buku tentang bagaimana orang disiksa saat di neraka, dibakar,” kata eep diiringi gelak tawa dari para Auidience.
Namun saat itu lebih lanjut kang eep menjelaskan untuk belajar memanfaatkan buku yang ada, “karena waktu itu bapak saya guru,” lanjut eep.
Cerita singkat dari Eep Saepulloh Fatah patut menjadi renungan kita bersama bahwa dulu belajar itu sangat susah untuk mencari media pembelajaran, ketika mau belajat harus mencari buku, mana ada dulu internet. Jadi bisa dibayangkan oleh kita semua.
Tetapi sekarang saat zaman sudah semakin terbuka, ditandai dengan begitu mudahnya mendapatkan akses internet. Adanya internet juga menjadikan dunia seperti tidak mempunyai ruang dan waktu. Sama halnya dengan pelajar yang ingin mencari informasi pembelajaran, mencari tugas, atau menjawab soal cukup dengan memasukan sata kunci di link pencaharian maka dalam waktu beberapa detik akan langsung muncul ribuan tentang informasi yang kita inginkan. Contoh ketika pelajar mendapatkan tugas tentang bahaya dari HIV/AIDS, pelajar sekarang hanya cukup mengakses computer/laptop/telepon genggam yang bisa terhubung dengan internet, lalu memasukan kata kunci “BAHAYA HIV/AIDS” maka ketika di enter di Google saja langsung muncul artikel jawaban tentang bahaya HIV/AIDS. Tak sampai lima detik itu jawaban sudah muncul, kalau yang lama mungkin sambungan internetnya lola (loading lama).
Coba bayangkan saat pelajar mendapat tugas yang sama tentang bahaya HIV/AIDS tetapi berada di era yang belum mengenal akses internet. Mungkin butuh berhari-hari untuk mendapatkan jawabannya, mereka harus mencari buku tentang referensi HIV/AIDS, bertanya sana-sini. Pokoknya kagak kebayang dah.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dari segi teknologi dunia mengalami perkembangan kemajuan, mempermudah manusia dalam mencari suatu informasi.
Sebagai penutup saya mempersilahkan kepada teman pembaca untuk menarik benang merah sendiri.
Harapan aku cuma satu, mudah-mudahan dengan adanya internet tidak menjadikan kita manusia yang malas untuk belajar, memanfaatkan internet sebaik-baiknya. Jika orang terdahulu saja bisa sukses tanpa adanya internet, kita generasi muda yang hidup di era maju sekarang harusnya bisa lebih sukses. Satu lagi kagak bakal pernah terbayang dah di saat sekarang internet sudah menjadi kebutuhan, tiba-tiba dunia tidak bisa mengakses lagi internet dan pola hidup manusia kembali ke zaman dahulu yang belum mengenal internet. Mau ngapain lu ? haahahaha kagak bisa copy paste lagi dah

Ayahku Mengizinkan Aku Bersetubuh Dengan TTS

Lalu lalang jerit kehidupan telah hampir 18 tahun terlewati. Gundah hati, gembira jiwa terus dan silih berganti dirasakan. Berdua bersama ibu menempati gubug dengan empat peta kamar, satu ruangan tamu ditengah empat kamar tersebut, dapur dibelakang, dan satu kamar mandi yang masih amat sederhana serta satu ruangan menjorok kedepan dan memang berada paling depan tempat bernaung mencari secercah kehidupan. Indah alam didepan rumah tinggal sisa-sisa karena sebagian habis termakan arogansi dunia.
Sejak kepergian ayah pada pangkuan sang khalik saat masih duduk indah di massa kelas lima SD terus membekas dan terbayang akan rautnya. Kenangan indah saat bersamanya tinggal kenangan dan tidak akan mungkin pernah terulang. Kejadian tersebut memaksa hidup berdua bersama ibu. Torehan manis beberapa pembelajaran dari seorang ayah yang berwatak keras dalam pendidikan dan pengajaran sering aku rasakan. Keberadaan itu bisa di maklumi karena melihat latar belakang ayah secara ilmu pendidikan cerdas dan ilmu agama kuat. Predikat jawara kelas dan sekolah beliau genggam sampai lulus SLTP.
Satu pembelajaran yang menarik adalah TTS (teka-teki silang). Pengenalan ini mulai dilakukan ayah sejak saya masih duduk di bangku kelas tiga SD. Bermula dari satu TTS kecil yang isiannya hanya berkutat pada hal kecil seperta nama binatang, tumbuhan dan organ gerak mulai beliau peragakan mengisi sendiri saat sedang waktu istirahat. Setelah satu TTS terisi penuh diberikanlah TTS itu kepada saya, mungkin karena mengenal karakter anak dan bertujuan untuk memacu daya otaknya beliau sengaja mendiamkan tanpa memberi petunjuk apapun. Masih berbekas saat itu ketika saya memutar-mutar buku kecil(waktu itu belum tahu namanya TTS) lalu bertanya, "ini apa pak?", ujar saya dengan raut penasaran. Sahut ayah "ini TTS, salah satu media belajar yang tidak diajarkan disekolah". Dengan encernya pencernaan makna otak yang dimiliki bergegaslah saya membaca soal dan jawaban yang sudah diisi tadi mulai dari mendatar dan menurun. Mengebet-ngebet TTS dan memulai memahami caranya dengan nada beringas langsung berucap, "pak, besok belikan TTS seperti ini", nada tegas ayah lontarkan "SIAP".
Keesokan harinya setelah ba'da magrib diberikanlah TTS itu, kenapa mesti maghrib? Karena dari pagi sampai jam dua belas siang saya sekolah dasar, dari jam setengah satu sampai jam 3 sekolah madrasah. Setelah pulang biasanya bermain sebentar bersama kawan yang terlihat gumul seperti lumpur, TTS yg di hibahkanpun terisi dengan penuh dan tentu hasilnya memuaskan serta memakan waktu yang hanya sebentar. Melihat kejadian ini sontak ayah terlihat kgaget dan jawabannya bisa dikatakan benar semua. " hebat sekali anak bapak" sambil mengelus-ngelus kepala yang masih rapuh ini. Hari esok dan esoknya lagipun ayah terus membelikan TTS mulai dari yang kecil sampai yang besar. Semuanya itu saya kerjakan sehari satu TTS. Merasa sudah bosan tiap hari bergelut dengan TTS kecil yg tampilanya seperti komik gareng, lalu saya mengharap pada ayah untuk membelikan TTS yang besar dan keesokan harinya di belikanlah TTS itu. Seperti TTS kecil, TTS besar pun saya lahap sehari sekali. Kejadian tersebut terus berulang dan menjadi rutinitas sampai tiba suatu waktu ayah tidak membelikanTTS lagi.
Menyangsikan peristiwa yang tak lazim ini saya pun melontarkan pertanyaan kepada ayah sewaktu pulang sekolah dasar, "kok nggak dibeliin TTS?" berujar dengan nada sedikit memanja. Ayah hanya menjawab "beli saja sendiri". Tutur ayah lugas. Mendengar pernyataan membuat sedikit banyaknya saya geram, lemas dan sakit sampai pada akhirnya memutuskan untuk tidak sekolah madrasah selama sehari. Dalam benak hati terlintas apa yang dilakukah ayah adalah sebagai pembelajaran bahwa untuk menjadi manusia benar tidak selalu ketergantungan pada orang lain. Terbersit pada keesokan harinya sayapun berinisiatif untuk membeli TTS sendiri dan memakai uang saku yang diberikan untuk jajan di sekolah.
Langkah pagi menuntut ilmu dengan semangat perubahan terus menggebu bergelora. Sesampainya di sekolah langsung mendatangi pedagang maenan anak kecil dan menanyakan "mas ada TTS nggak?" ujar dengan nada memaksa, "ada tuh disana, seribu rupiah" pungkas mas pedagang berambut ikal itu. Mulai dari situ rutinitas membeli TTS sendiri setiap hari dan mengisinya terus dilakukan hingga menjadi sebuah kebiasaan yang tak biasa ditengah sebaya lainnya. Hal tersebut dilakukan sampai massa transisi sekolah dasar ke sekolah menengah pertama (SMP). Uang jajajan yang seharinya kadang dikasih seribu, dan yang paling besar dua ribu rupiah pasti saya sisihkan seribu untuk membeli TTS. Lebih baik tidak jajan, yang penting bisa membeli TTS. Hal inilah yang membuat orang tua bangga selain prestasi gemilang dikelas.
Sampai pada kepergian ayah saat kelas lima SD saya tetap melakukan rutinitas mengisi TTS hingga berakhir lsetelah lulus sekolah dan melanjutkan kesekolah lanjutan pertama. Sesampainya di SLTP saya sudah meninggalkan kebiasaan itu karena telah terkungkung dalam dunia dengan gaya yang berbeda. Sampai terbersit sekarang direlung pikir, bahwa selama kelas tiga sampai 6 SD saya telah menghabiskan uang kurang lebih 1.460.000 rupiah dari uang saku sendiri hanya untuk membeli TTS. Kenyataan ini yang membuat saya terus semangat menjalani hidup. Tetap berkeyakinan bahwa TTS telah mengantarkanku hingga sekarang mengeyam pendidikan di dunia perguruan tinggi. Perbekalan akan TTS dulu sangat bermanfaat disaat hari ini saya yakin akan menggeluti dunia perpolitikan dengan segudang perang wawasan.
Kenangan saat bersamamu ayah begitu sangat dan teramat berharga, meskipun saat ini engkau telah tenang disana yakinlah bahwa anakmu ini akan membuatmu bangga dan akan membuktikan pada langit dan bumi bahwa saya layak untuk dilahirkan dari orang tua seperti anda.
Terima kasih ayah, engkau telah mengizinkan aku bersetubuh dengan TTS

Cibarusah Dalam Kisah Klasik

Jika kita melihat dan memperhatikan peta jawa barat, lihatlah sebuah daerah didekat Jakarta sebelah timur, maka disitu tersempil sebuah wilayah dengan nama cibarusah. apakah kalian tahu cibarusah itu apa?. Cibarusah adalah sebuah kecamatan yang terletak paling selatan dari kabupaten bekasi. Dulu saat kabupaten bekasi masih bernama kabupaten jatinegara, cibarusah menjadi salah satu kawedanan. Untuk informasi kawedanan merupakan tingkatan pemerintah lebih besar dari kecamatan dan lebih kecil dari kabupaten. Kawedanan cibarusah saat itu meliputi daerah cibarusah sekarang, cileungsi dan jonggol.
Menjadi kebanggan tersendiri saat aku terlahir dan menjadi bagian kecil dari cibarusah, tepatnya di desa wibawa mulya kampong tegal panjang. Tegal panjang adalah sebuah kampong fenomenal yang letak geografisnya membentang menjalar menuju wilayah kecamatan serang baru. Sumber dari orang tua terdahulu menjelaskan bahwa tegal panjang sekarang dulunya adalah ladang dan padang sawah yang terhampar kosong diliputi pepohonan yang ruangannya memanjang, sehingga wilayah ini dinamakan tegal panjang. “Daerah tegal panjang ini juga dulunya sebagai salah satu tempat perlawanan terhadap para penjajah belanda dan jepang. Basis rakyat saat itu sangat kuat dan berkerjasama dengan daerah pasir kupang bojong mangu”. Jelas nenek beranak delapan. Kebenaran sejarah yang masih patut untuk mendapat kajian lebih dalam.
Lupakan sejenak masalah sejarah singkat kampong tegal panjang itu. Masuk dalam wilayah desa wibawa mulya , kampong tegal panjang ini berbatasan langsung dengan wilayah utara kecamatan serang baru kampung tegal kadu, sebelah barat dengan sungai ciatarik dan kampung kaecil yang bernama bihbul, sebelah timur berbatasan dengan kampung gebang malang dan wilayah selatan dengan daerah kampung lio yang ditandai dengan sebuah jembatan. Dulunya jembatan ini saat masih duduk disekolah dasar menjadi tempat bermain. Meskipun dibarengi dengan berbagai macam cerita misteri dari para orang tua.
Riwayat pendidikanku dimulai dari sekolah dasar wibawa mulya 01, SMPN 1 Cibarusah, SMAN 1 Cibarusah dan saat ini sedang melangsungkan studi kuliah di universitas islam “45” bekasi fakultas ilmu sosial ilmu politik jurusan ilmu pemerintahan. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Rumah yang ditempati sekarang di kampung tegal panjang rt 04/02 nomor 144. Rumah ini berada dipinggir jalan menuju pemda kabupaten bekasi.  Sekilas Nampak indah dengan cat hijaunya serta beberapa jenis macam tanaman depan rumah dan terselip pohon mangga setengah besar. Pohon mangga yang tumbuh besar itu adalah bermula saat masih duduk disekolah dasar yang kebiasaanku membuang bijinya kedepan rumah. Walhasil bertumbuh hingga sekarang.
Dirumah itu aku tempati berdua bersama ibu. Aku merupakan anak tunggal dan statusku sebagai anak yatim. Karena ayah mulai meninggalkan aku ke alam peraduan sejak masih mengeyam di kelas lima sekkolah dasar. Memang saat itu aku masih merasa berasa belum siap untuk ditinggal ayah, tetapi perlahan aku mulai bisa mengikhlaskan keprgiannya. Dulu pekerjaan ayah sebagai businessman dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Sejak keprgian ayah, ibu menjadi single parent dan bekerja sebagai wiraswasta berdagang kecil didepan rumah. Usaha ini melanjutkan usaha yang dibangun sejak tahun 1997 bersama almarhum ayah. Kegigihan ibu sampai saat ini yang terlihat adalah semangat terbesar dan sumber inspirasi terbesa dalam hidup.
Kondisi ekonomi keluarga carut marut, namun itu tak menyurutkanku untuk terus berjuang menapaki  hidup. Kondisi sosial di kampung tegal panjang juga terus membuatku terpacu untuk menjadi manusia yang berguna. Sangat sedikit orang yang melanjutkan sekolah dikampungku. Teman sebayapun kebanyakan hanya sampai lulus jenjang SD dan SLTP setelah itu memutuskan untuk memilih bekerja. Biasanya mereka bekerja di lio tempat pembuatan batu bata. Hal itulah yang menjadi sautu keironisan tersendiri bagiku sebagai generasi muda cibarusah. bisa dihitung dengan jari siapa saja yang melanjutkan ke SMA apalagi sampai tingkatan perguruan tinggi. Salah satu fenomena diatas yang memaksaku untuk berhasil dan menjadi teladan meski diterjang beragam gejolak. Terlebih saat mendengar atau mengucapkan kata cibarusah jiwaku terus terinspirasi, mebuat dan melakukan sesuatu yang lebih. Semangat kedaerahanku cibarusah ku tekadkan tidak akan pernah padam.
Pertemuanku dengan guru SMP sekitar oktober 2010 menambah satu semangat baru, beliau hanya mengungkapkan padaku untuk terus membawa dan membuat bangga cibarusah. begitu juga dengan kerabat dan sahabat yang selalu mendorong prinsip sama seperti guru itu. Tekad hati dan menyakini bahwa cibarusah tidak hanya memiliki dan mengagungkan tokoh seperti eef saefuloh fatah dan munawar fuad. Tetapi terus akan melahirkan tokoh-tokoh muda. Sayapun menyakini generasi muda cibarusah mempunyai potensi untuk maju dan berkembang, dan diantara generasi muda itu adalah AKU.