Sebenarnya aku sangat bingung untuk memulai tulisan ini dari mana. Disatu sisi inspirasiku akan sebuah ide tulisan sedang mengalami pemandegan, pemberhentian paksa gagasan lewat darah atau apalah namanya itu yang aku tidak mengerti. Namun lewat kacamata lain aku ingin sekali mendedikasikan sebuah karya sederhana untuk hari-hari yang telah menemaniku selama setahun ini. Entah apa yang terjadi, seperti berada didua persimpangan arah jalan yang sama-sama curamnya.
Aku sangat sadar bahwa memaksakan kehendak itu sangat tidak baik, namun satu pertanyaan berkecamuk dalam hati muncul. Apakah pemaksaan kehendak untuk hal yang positif itu salah ?. biar biarlah, aku tak ingin terus beradu kuat dengan kemauan dua otakku. Dan aku yakin tuhan pun tidak tuli dan buta akan hal ini.
Sementara tinggal menghitung jam tahun 2011 akan segera berakhir, pertanda akan segera memasuki tahun baru yaitu tahun 2012. selama tahun 2011 aku banyak sekali menemui dan berhadapan dengan liku kehidupan, cinta, kemanusiaan, antara hak dan batil, dan segala tentang bumbu dan tantangan kehidupan. Sulit untuk menggambarkan semuanya, sulit untuk membahasakan pikirku selama 2011, sulit untuk menerka hasrat memori di 2011.
Jika aku menjuluki tahun 2011, maka aku akan menyebut bahwa di tahun 2011 ini adalah tahun relasi. Mengapa demikian, ditahun ini aku banyak sekali bertemu teman baru dari berbagai kalangan baik atas maupun bawah, baik kalangan priyayi ataupun kalangan marginal, yang pasti semua memberi efek positif untuk kemajuan hidupku.
Kebahagian mendapat teman baru itu yang menjadi sesuatu yang tak bisa diungkapkan. Semuanya hanya bermodalkan keberanianku untuk terbuka bersilaturahmi dengan siapapun. Karena aku yakin silaturahmi merupakan perbuatan baik dan sangat disukai oleh sang kuasa.
Meskipun begitu tetap saja setelah aku coba flash back akan apa yang telah aku lakukan selama 2011, jiwa ini merasa kecewa. Masih banyak melakukan keteledoran, kemalasan akan hidup, kurangnya totalitas, dan tentang kelemahan sifat seyogyanya memang ada pada setiap insan dunia. Masih banyak melakukan tuntutan tanpa dibarengi aksi nyata untuk memecahkan permasalahan yang ada. Selalu terbawa kegamangan yang dilandasi pada sebuah sikap ragu, sikap hati-hati. Ya begitulah hidup, setiap lalu lintas fenomena yang harus dijalani. Satu hal, belajar nilai akan pertanggung jawaban untuk tidak lari dari semuanya.
Berkeluh bukanlah sebuah solusi, pilihan terbaik adalah berpacu terus dengan semangat membara. Menjadikan semuanya sebagai bahan pembelajaran dan bahan evaluasi diri. Menciptakan suasana check and balances dari dan diri sendiri. Itu anggapan yang aku rasa paten, mengapa demikian, menjadikan diri sebagai pengawas diri sendiri. Mungkin ada satu sekat yang bisa mengintervensi, yaitu hawa akan nafsu. Namun perlu kita sadari juga bahwa kita bukan malaikat atau setan, jadi so far so good. Menjadi tempatnya salah dan benar mungkin sampai mati nanti. Meskipun kita gamang akan kebenaran dan kesalahan macam apa yang harus di anut.
Apa yang harus dilakukan sekarang tidaklah terus berpolemik dengan apa yang sudah terjadi di hari-hari selama satu tahun kemarin. Saat ini, detik ini haruslah kita mempunyai suatu konsep dan rancangan untuk menghadapi dan menjalani kehidupan di tahun 2012. kedepan persaingan hidup semakin ketat, ancaman akan aspek vital kehidupan terus didengungkan pemerintah, harga beras akan naik, premium bersubsidi akan dihapuskan. Bukankah dua aspek itu yang bersentuhan langsung dengan masyarakat termasuk kita ini. Apakah kita akan membiarkan diri tergilas zaman ? tentu jangan pernah membiarkannya.
Ataukah kita hanya akan mengikuti kehidupan 2012 begitu saja, seperti air mengalir. Terbawa arus tidak bisa berenang terancam dan akan tenggelamlah. Jika mengutip salah satu take line partai politik, penerapan restorasi hidup juga nampaknya merupakan suatu keharusan jika kita masih ingin survive. Selain penerapan itu semua, selayaknya juga kita mulai menanamkan nilai-nilai hakikat kehidupan dasar yang baik, seperti jujur, bertanggung jawab, berlaku adil, toleran, tenggang rasa mawas diri dan lainnya. Semata hal tersebut untuk membentuk kepribadian diri yang tangguh. Terlebih menyeimbangkan antara kecerdasan otak, kecerdasan emosi dan spiritual.
Memang dari hati yang paling dalam sangat berat untuk melepas tahun 2011, begitu berkesan dengan apa yang terjadi. Namun itu biarkan menjadi kenangan, sekarang
Satu keoptimisan telah digenggam untuk menaklukan tahun 2012. entah apa yang terjadi di tahun 2012 nanti. Kiamatkah ? kejadian apakah ? revolusi rezim ? atau apakah itu. Pada intinya alur hidup harus terus dilanjutkan. Keep rock in
Selamat Jalan 2011.
Bukan aku yang meninggalkanmu, tapi kau yang telah memilih jalanmu sendiri.