Total Tayangan Halaman

Sabtu, 03 Desember 2011

Antara Zaman, Teladan dan Semangat Mencari Ilmu

Ditengah perkembangan dunia globalisasi seperti ini menjadikan kebutuhan manusia tehadap internet semakin meninggi. Sebelum era internet berkembang pesat, saat pelajar mendapatkan tugas dari gurunya mereka harus berjuang mencari buku untuk mendapatkan referensi jawaban. Bisa dibayangkan betapa gigihnya para pelajar dulu.
Sesekali aku pernah mendapatkan kisah dari tokoh Nasional yang berasal dari wilayah Cibarusah Kabupaten Bekasi, meskipun hanya melalui sambungan udara Radio. Orang yang aku maksud adalah Eep Saepulloh fatah, mungkin mayoritas orang Bekasi pasti kenallah sama beliau, kecerdasan dan perjalananya karirnya yang cemerlang menjadikan beliau tokoh muda dari Cibarusah yang berhasil Go Public.
Ini hanya sekedar informasi saja kalau aku juga orang Cibarusah loh, meskipun kalian nggak menanyakan tapi aku rasa ini merupakan informasi yang sangat penting dan  bernilai. Bedanya kalau aku juniornya  kang eep, dia lebih senior lah. Bangga kagak lu, hahahaha
Lanjut saat itu kang eep menyampaikan dalam sebuah acara diskusi tentang riwayat pendidikannya. Awalnya aku tak terlalu memperhatikan ceritanya, tapi aku sangat terperanjat saat beliau menyebutkan bahwa dirinya waktu sekolah berada di suatu daerah (Cibarusah) yang terpencil dan berada di pedalaman.
Analisisku mungkin pedalaman karena kurangnya akses yang cukup menjangkau saat itu. Ia menceritakan bagaimana saat ia sekolah di SDN 01 Cibarusah, Sekolah Madrasah di babakan Cibarusah dan terakhir di SMPN 1 Cibarusah. karena kang eep saat melanjutkan sekolah atas di SMAN 1 Bekasi.
Penjelasan yang cukup menarik adalah saat ia mengisahkan ketika bagaimana sekolah awal di Cibarusah dirinya sangat sulit untuk mendapatkan buku pelajaran, sekalinya ada buku sangat tidak sesuai dengan harapan. “waktu itu (sekitar tahun 1980-an) cuma ada satu toko buku di Pasar Cibarusah, toko buku itupun hanya menjual buku semacam kitab-kitab kuning dan buku buku tentang bagaimana orang disiksa saat di neraka, dibakar,” kata eep diiringi gelak tawa dari para Auidience.
Namun saat itu lebih lanjut kang eep menjelaskan untuk belajar memanfaatkan buku yang ada, “karena waktu itu bapak saya guru,” lanjut eep.
Cerita singkat dari Eep Saepulloh Fatah patut menjadi renungan kita bersama bahwa dulu belajar itu sangat susah untuk mencari media pembelajaran, ketika mau belajat harus mencari buku, mana ada dulu internet. Jadi bisa dibayangkan oleh kita semua.
Tetapi sekarang saat zaman sudah semakin terbuka, ditandai dengan begitu mudahnya mendapatkan akses internet. Adanya internet juga menjadikan dunia seperti tidak mempunyai ruang dan waktu. Sama halnya dengan pelajar yang ingin mencari informasi pembelajaran, mencari tugas, atau menjawab soal cukup dengan memasukan sata kunci di link pencaharian maka dalam waktu beberapa detik akan langsung muncul ribuan tentang informasi yang kita inginkan. Contoh ketika pelajar mendapatkan tugas tentang bahaya dari HIV/AIDS, pelajar sekarang hanya cukup mengakses computer/laptop/telepon genggam yang bisa terhubung dengan internet, lalu memasukan kata kunci “BAHAYA HIV/AIDS” maka ketika di enter di Google saja langsung muncul artikel jawaban tentang bahaya HIV/AIDS. Tak sampai lima detik itu jawaban sudah muncul, kalau yang lama mungkin sambungan internetnya lola (loading lama).
Coba bayangkan saat pelajar mendapat tugas yang sama tentang bahaya HIV/AIDS tetapi berada di era yang belum mengenal akses internet. Mungkin butuh berhari-hari untuk mendapatkan jawabannya, mereka harus mencari buku tentang referensi HIV/AIDS, bertanya sana-sini. Pokoknya kagak kebayang dah.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dari segi teknologi dunia mengalami perkembangan kemajuan, mempermudah manusia dalam mencari suatu informasi.
Sebagai penutup saya mempersilahkan kepada teman pembaca untuk menarik benang merah sendiri.
Harapan aku cuma satu, mudah-mudahan dengan adanya internet tidak menjadikan kita manusia yang malas untuk belajar, memanfaatkan internet sebaik-baiknya. Jika orang terdahulu saja bisa sukses tanpa adanya internet, kita generasi muda yang hidup di era maju sekarang harusnya bisa lebih sukses. Satu lagi kagak bakal pernah terbayang dah di saat sekarang internet sudah menjadi kebutuhan, tiba-tiba dunia tidak bisa mengakses lagi internet dan pola hidup manusia kembali ke zaman dahulu yang belum mengenal internet. Mau ngapain lu ? haahahaha kagak bisa copy paste lagi dah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar