Total Tayangan Halaman

Sabtu, 17 Desember 2011

Pemimpin Baru, Harapan Baru

Masalah Korupsi nampaknya masih menjadi isu Nasional  dan musuh bersama semua elemen bangsa. Semangat reformasi dimana salah satu point dasarnya adalah pemberantasan korupsi nyatanya hingga detik ini masih menjadi PR besar yang tak kunjung terselesaikan. Jika dilihat dari berbagai pemberitaan mass media dan selama kurun waktu 13 tahun perjalanan reformasi, masalah korupsi diberbagai tatanan pemerintahan sepintas malah seperti banjir bandang yang terhadang, terus menggurita dan korupsi makin membabi buta. Ditambah dengan diberlakukannya otonomi daerah yang dapat dicermati hanya menghasilkan raja-raja baru, terbukti dari banyaknya kepala daerah baik tingkat I maupun II yang terjerat kasus korupsi.

Harapan dari sikap pesimistis dengan berbagai permasalahan diatas menjadikan KPK sebagai tumpuan bersama dalam perang melawan korupsi. KPK yang pada awalnya dibentuk karena ketidakpercayaan public kepada kepolisian dan kejaksaan memaksa KPK harus bisa tampil digarda terdepan dengan segala kekuatannya. Genap 8 tahun perjalanan KPK singkatnya banyak mengalami goyangan dari pihak manapun yang tak suka dengan keberadaan KPK. Mulai dari Kriminalisasi terhadap pimpinan KPK, Peradilan sesat yang menimpa Antasari Azhar, anggapan KPK seperti teroris dan hal lain sebagainya

Kini, perjalanan rezim KPK setelah era Taufiqurrahman Ruqi dan Antasari Azhar, berada disosok tangan aktivis anti korupsi dari Sulawesi selatan bernama Abraham Samad.
Sosok Abraham Samad sendiri bagi mayoritas public nasional masih dirasa sangat asing. Mengapa tidak, karir anti korupsinya berawal dan terdengar gandrungnya hanya didaerah Sulawesi saja. Namun perlahan namanya mulai diketahui public seiring pencalonan dirinya sebagai calon ketua KPK periode 2011-2015. Sampai pada akhirnya pencitraan nama Abraham Samad terus meroket saat masuk 8 besar dan puncaknya saat ia berhasil terpilih menjadi ketua KPK dengan unggul telak dibanding kompatitornya saat pemilihan voting ketua KPK yang dilakukan oleh Komisi Hukum DPR-RI.

Memang pada saat terpilihnya Abraham Samad menjadi ketua KPK, proses pemilihan dianggap oleh banyak kalangan sebagai pemilihan politis. Namun terlepas dari itu semua, ada satu rasa optimisme dengan pimpinan KPK yang baru ini, dimana pada saat fit and proper berlangsung semua calon sepakat untuk mendahulukan kasus-kasus besar dan mengutamakan aspek pencegahan dari pada penindakan. Terlebih hal lain juga adalah dengan ketua KPK terpilih yang menjanjikan akan menuntaskan beragam kasus besar cukup dalam satu tahun saja. Jika itu tidak tercapai, Abraham mengungkapkan bahwa dirinya tidak usah disuruh mundur akan tetapi ia akan mengundurkan diri. Untuk saat ini, komitmen yang dinyatakan Abraham Samad bisa kita pegang dan awasi bersama. Setidaknya menjadi harapan public bersama sebagai langkah perang melawan korupsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar