Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 Desember 2011

Ternyata…!!! Ada Ini Diawal 2011 (Aku Bersama Kawan IPA 2010).

Mendekati awal tahun 2012 mengingatkanku pada awal tahun 2011 lalu.

Awal 2011 ada apa ?

Pertanyaan yang sangat sederhana namun rasanya dalam situasi pemandegan inspirasi seperti ini rada sulit untuk membahasakan pikir menjadi kata membangun kalimat dan hingga menadi sebuah paragraph.

Sekilas aku coba merekam apa yang terjadi selama 2011 ini melalui pengingatan yang rada buram. Berawal saat tanggal 31 Desember 2010 saat itu sangat ku ingat hari jum’at. Dimana setiap hari jum’at sore selesai mencari ilmu aku bergegas pulang ke rumah tercinta di Cibarusah setelah dari hari senin menunaikan rutinitas sebagai “kaum terpelajar”. Sebelum tanggal 31 itu aku sudah menjalin sebuah janji bersama rekanan semasa SMA dulu bahwa pas waktu malam tahun baruan akan mengadakan kegiatan silaturahmi dan  ramah tamah. Namun apa yang terjadi dengan hari jum’at 31 Desember 2010 ?. Jadwal pelajaran yang biasanya selesai jam 3 sore namun melebihi target yang cukup jauh. Dikarenakan yang seharusnya melakukan dua kali presentasi kelompok, tetapi saat itu dilakukan empat kali presentasi.

Kala itu aku lihat raut muka wajah kawan seperjuangan sudah nampak gelisah. Terlihat sudah tak focus dengan apa yang di presentasikan. Semuanya membolak-balikan mata melihat jam yang terus berdetak. Waktu menunjukan pukul tiga lewat, semua semakin gelisah, tak ubahnya aku yang sudah mengadakan janji sebelumnya. Dalam pikiranku saat itu, waduh ini gimana sudah jam tiga lewat baru kelompok ketiga, pulang jam berapa nanti, pasti sore dan juga dijalan dapat dipastikan dalam keadaan macet. Hemph aku terus bergumam dalam hati. Sampai sesekali mendengar pernyataan dari moderator. Silahkan ada yang mau bertanya ?. jelas sangat tergamblang dalam memori pelajaran yang tengah dipresentasikan adalah pelajaran politik.

Sampai pada pukul 16:40-an presentasi resmi ditutup. Semua tidak sesuai dengan rencana awalku, kala aku buka pesan di Handphone menekan OK tertulis berapa pesan gitu belum terbaca. Waw aku harus menjawab apa, teman yang sudah berjanji tentang acara malam tahun baruan sudah menanyakan kelangsungannya dari tadi. Sedikit termenung sejenak memikirkan akan ku balas apa pesan tersebut. Sampai akhirnya aku membalas, “sebentar saya baru kelar di kampus, paling nyampe cibarusah jam tujuh maleman,” jelasku kalau tidak salah.

Tak memakan waktu lama aku langsung bersalaman dengan rekan ku yang masih tertahan di kampus, mengucapkan selamat tahun baru dan mengucapkan aku mau pulang dulu. Bergegas kemudian menuju mobil menuju arah Lippo Cikarang, namun aku tak ingat sampai full mobil tersebut apakah aku jalan kaki ? naik angkutan umum atau diantarkan oleh teman ? dengan segenap permohonan maaf alam bawah sadar aku tak dapat mengingatnya. Memori akan awal berada di mobil tujuan Lippo Cikarang pun aku lupa, sampai mulai teringat saat berada di jalan tol aku mendapatkan kembali SMS dari rekanan SMA. Sambil menyandarkan bahu pada bantalan sebelah tangan aku membalas pesannya mengatakan, “lebih baik untuk acara malam nanti kamu saja yang menghandlenya, aku masih dijalan kayanya terjebak macet,” ucap yang ku lansir dari berita terkirim.

Benar saja sebelum jauh keluar gerbang tol hamparan kendaraan terjebak dalam keadaan macet. Aku tak bisa membayangkan suasana mobil seperti apa kala itu. Keringat yang bercucuran, ruang gerak yang hanya sedikit, celotehan kaum bawah menambah panas udara yang sebenarnya sejuk. Ahh aku lupa perjalanan selanjutnya sampai jam tujuh malam lebihan aku tiba di rumah. Sesampainya di gubug, aku langsung mandi merebahkan rohani dan jasmani sambil berbalas pesan akan kelangsungan acara yang nanti akan dilaksanakan. Namun Aku sudah tidak memikirkannya lagi tentang acara itu, aku lupakan seketika.

Jam delapanan kurang lebih masih di 31 Desember 2010, aku berangkat ke tempat acara dengan menggunakan si kuda yang kata iklan di televisi tangguh dan irit. Lantas Aku menaiki si kuda sendiri saja, hanya berteman cumbuan semilir angin dan keheningan lalu lintas yang ada. Lupa aku lupa, pakaian apa yang ku kenakan malam itu. Celana kolor ? ohh tidaaakkkk. Bukanlah, sudah biarkan menjadi rahasia si lupa. Yang jelas satu tas soren ku kenakan membentang miring membaluti bahu dan pinggang yang rada melingkar.

Tibalah ditempat, aku pandangi rautan wajah rekan semasa SMA. Menyalaminya satu persatu, menyambut dengan salam hangat persahabatan. Sedikit melemparkan senyum dengan pengharapan mereka berebut senyum yang aku lempar. Oh tidak nampaknya itu tidak mungkin. Bercengkrama dimulai sekedar basa-basi dan melepaskan celotehan lucu, meskipun tidak lucu. Beberapa rekan terlihat mulai menyiapkan segala persiapan karena akan masak di alam (padahal mah halaman rumah). Ada yang menyiapkan batu bata, ikan segar yang akan dibaar, dan tek tek bengek lainnya. Makanan nampaknya sudah siap. yuummmiiiii

Sebelum kegiatan makan-makan dimulai aku mendapat suatu kabar yang kurang mengenakan hati. Sambil berbisik salah satu teman wanita memanggilku yang sedang terduduk, teman wanitaku dari balik engsel pintu. “dun kesini”. Aku pun langsung menyambanginya dan mengatakan ada apa. Dia langsung bercerita bahwa uang salah satu temanku hilang dan diduga bukan hilang tapi ada yang mengambil. Karena teman sudah mempercayakan untuk mengatasi hal ini kepadaku, rekanan SMA yang datang terhitung banyak aku kumpulkan dipusat acara dan menyampaikan suatu pesan bahwa uang salah satu teman kita hilang. Saat ramai itu aku Tanya apakah diantara kita ada yang mengambilnya. Apakah kamu yang mengambil ? apakah kamu ? atau kamu ?. namun semua tidak ada yang mengaku.

Atas kesepakatan bersama semua rekan memutuskan untuk diadakan wawancara satu persatu menanyakan secara privasi. Lantas siapa yang mewawancara semua rekan SMA terkait uang hilang tersebut. Teman-temanpun yang tergabung didalam Ikatan Alumni Ipa SMAN 1 Cibarusah 2010 (ILUMIP’10) mempercayakannya kembali kepadaku untuk menjadi pewawancara. Siap tidak siap saat itu aku harus siap. Memikul amanah yang sebenarnya berada didalam ketidakpastian apakah uang salah satu teman kembali atau tidak.

Akupun pergi kedalam rumah tempat acara menyendiri. Duduk di sofa sambil bersantai. Satu persatu teman mendatangiku. Bak hakim pengadilan aku bertanya, saat uang diduga hilang kamu berada dimana ?, terakhir kamu melihatnya dimana?, perkiraan kamu seperti apa tentang uang yang hilang tersebut ?, sampai aku bertanya memastikan kembali apakah kamu orang yang mengambil uang tersebut ?. pertanyaan itu dan pertanyaan cabang lain yang terus aku lontarkan kepada setiap teman yang aku wawancara.

Tentu bagiku tidak mudah untuk meluluhkan hati seseorang, bagaimana setiap bahasa pertanyaan yang ku sampaikan kepada rekan benar menyentuh kalbu nurani mereka. Tak hanya itu aku juga berusaha untuk menekan dan membuat nyaman kondisi psikologis mereka satu persatu. Mengapa hal itu harus dilakukan ?, karena aku yakini sangat tidak mudah jika pun ada “maling” untuk mengakui kesalahannya atau menunjukan sikap kehilafanya secara terbuka.

Pekerjaanku saat itu hanya mengorek informasi dari setiap rekan, menyambungkan setiap pernyataan rekan yang satu dengan yang lainnya lalu ku simpan dalam otak hingga menjadi sebuah kronologis. Aku tak tahu kala itu aku menghabiskan waktu berapa lama untuk mewawancarai mereka bergantian secara privasi pula. Satu hal yang pasti mulai dilakukannya wawancara setelah pesta kembang api selesai, berarti jam 12 lewatan.

Alhamdulillah berkat kepercayaan yang rekan rekan alumni ipa berikan kepadaku, setelah melakukan wawancara tatap empat muka yang memakan waktu cukup lama ternyata aku menemukan uang yang hilang itu di kamar mandi. Selesai mewawancara aku mengSMS rekan yang kehilangan uang tersebut yang sedang berada diluar untuk mausk kedalam, lalu setelah dia menghampiriku aku memberikan uangnya yang sempat hilang kepada genggaman tangannya.

Semua beres, lantas aku kembali bergabung bersama kawan-kawan yang tengah asik berkumpul dari tadi. Satu jejak langkah melewati garis pintu aku dapatkan fakta bahwa makanan sudah habis, ternyata selama aku melakukan wawancara mereka sudah memulai makan bersama, tapi untungnya yah meskipun mereka sudah makan bareng tadi, mereka tetap tidak mengahabiskan semua makanan, mereka telah menyiapkanku makanan. Sungguh baik dan mulia kau kawan.

Makan kelar, acara malam tahun baruan aku anggap sukses meskipun rada sedikit ada masalah saat uang rekan hilang. Namun semua langsung mencair, kembali bergurau ngalor ngidul menceritakan apa yang ia lakukan saat lulus SMA dan segala proses yang ia lakukan sampai saat itu. Melihat waktu sudah larut malam. Rekan wanita sebagian masuk kedalam rumah, rekanan yang pria berinisatif untuk membeli sebuah minuman bersoda berbotol, dan sebuah kartu gapleh. Kita pun yang laki-laki bermain dengan asyiknya sampai waktu shubuh segera tiba aku dan beberapa rekan memutuskan untuk mengakhiri malam itu, mengucapkan salam dan lalu ku pulang. Bye bye

Tiba dirumah, lihat jam belum shubuh, langsuuunggg tiduuuuurrrrr..

Terima kasih kawan Alumni Ipa SMAN 1 Cibarusah 2010.
Kau telah membuka silaturahmi hingga sampai saat ini dan kelak kita tua nanti kita masih tetap menjadi sahabat, saudara yang saling mengingatkan, berbagi kesuksesan dan segala tentang pelajaran hidup. Kelak juga saat kita telah beruban jangan pernah lupakan semua
kenangan kita saat masih sekolah ataupun tidak, meskipun mungkin kita sudah mengalami pikun, dihati kecil kau masih mengingatku, mengingat anak-anak ipa 2010 dan mengingat semua kenangan yang dilewati bersama. Kelak nanti saat salah satu diantara kita satu persatu sudah menemui ajal masing-masing, aku harapkan kita masih saling membuka ruang silaturahmi, bila perlu menggotong keranda mayatnya. Kenapa kenapa ?. biar tuhan tahu dan menjadi saksi bahwa persahabatan dan rasa kekeluargaan kita tidak pernah luntur. Aku juga mempunyai pengharapan ke depan, saat kita semakin dewasa, mulai mempunyai sikap dalam hidup, meskipun kita berbeda pendapat, berbeda pilihan, saat rasa benci datang, dan segala perbedaan tentang kita lupakan lupakan lupakanlah. Karena segala bentuk perbedaan itu biarlah menjadi pemanis rasa kekeluargaan kita Alumni Ipa. Tidak menjadikan perbedaan akhir dari persahabatan kita. Dengan perbedaan kita kuatkan rasa persaudaraan kita. Dan ingat jangan jadikan perbedaan sebagai penghancur persaudaraan kita. CAMKAN baik-baik, Aku sangat mencintai kalian semua, sampai akhir membuat tulisan inipun tak kuat aku menahan haru ketika mengingat apa yang telah kita lalui bersama.

I LOVE YOU SO MUCH KAWAN……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar