Total Tayangan Halaman

Sabtu, 17 Desember 2011

Ketika “Rasa” Memberikan Kesejatian Dalam Hidup

Setiap manusia yang dilahirkan kebumi ini pada dasarnya memiliki satu kesamaan corak ekspresi, dimana mereka bisa menangis, bersedih, bergembira, marah, kesal, bosan dan bahkan tertawa.

Corak ekspresi diataslah yang menjadikan manusia mempunyai nilai lebih sebagai ciptaan dari pada makhluk lainnya. Manusia mempunyai rasa, maka diberi kelebihan ketika mendapat suatu yang menyentuh nurani ia menangis.

Coba bayangkan dengan hewan, ia juga mempunyai rasa, tapi apakah dia ketika mendapat sesuatu cobaan, godaan yang menyentuh nurani ia menangis ?. aku tak bisa membayangkan jika hewan menangis, bisa lucu kali yah ?

Semisal mayoritas manusia jika dihadapkan permasalahan pada sosok seorang ibu pasti ia akan menangis, mengingat perjuangan seorang ibu yang begitu tangguh dan luar biasa.
Tapi sebaliknya tak bisa dibayangkan jika hewan yang masih balita lutu nawawa ingat ibu yang melahirkannya, lalu ia menangis sedu sedan. kamu bayangin dah bray ? kalau aku sih nggak bisa ngebayangin, pikirannya mau ketawa bae. Hewan nangis. hahaha

Contoh lagi ekspresi`kalau manusia menemukan, melihat atau merasakan sesuatu yang dianggapnya lucu, pasti bakal tertawa. Kita lagi jalan sama sahabat tercinta, tiba-tiba sahabat kita terjatuh dan pas jatuh terkena feses (kotoran manusia), pasti kita ketawa. Hahaha (bukannya nolongin ya).

Sementara kalau hewan kita ambil contoh kambing lah. Dalam satu kesempatan waktu, ada dua kambing lagi jalan berbarengan, yang satu jalan geboy nyantai, yang kambing satunya lagi jalan rada cepat, tiba-tiba si kambing yang jalan rada cepat satu kakinya masuk kedalam lubang kecil yang didalamnya ada feses (e’e/kotoran). Apakah si kambing yang jalan nyantai bakal tertawa ?, rasa-rasanya tidak. Hal yang lucu kalau tuh kambing yang jalan nyantai tertawa.

Tipikal Manusia kan kalau tertawa ada yang terbahak-bahak lepas seperti tak punya masalah, ada yang tertawa cuma mesem, ada yang tertawa seperti kuntilanak kikikikiki, dan ekspresi tawa lainnya. Coba dah lu bayangin kalau kambing yang jalan nyantai tadi tertawa terbahak-bahak melihat temannya (kambing) yang kakinya terkena feses, atau kambing mesem. Hahaha gua nggak ngebayangin dah bray, yang ada gua tertawa sendiri. Haha

Mungkin dari percontohan ekspresi diatas sebagai makhluk, kita semakin sadar yang sejatinya disebut manusia untuk pandai bersyukur dari hal apapun yang sebelumnya tidak terpikirkan dan meskipun itu sangat kecil sekali. Kita masih diberikan rasa untuk tertawa, diberikan rasa untuk menangis, sedih, senang, dan rasa bosan dimana rasa ini mungkin menjadi rasa yang paling menjengkelkan. Coba kalau hidup kalian tidak mempunyai rasa, hidup kalian bakal datar dan monoton men. Orang-orang lihat sule tertawa, sedangkan kalian mukanya datar dan tidak menunjukan ekpresi dan rasa apapun, yang ada kalian bakal tadi tertawaan orang dan patut dipertanyakan apakah kalian masih pantas disebut manusia atau tidak ?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar